
Kredit Tumbuh 20%, NPL Bank Mandiri Terendah dalam Sejarah

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melaporkan perbaikan kualitas aset sepanjang tahun ini. Pada September 2023, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) Bank Mandiri sebesar 1,3%. September tahun ini, rasio NPL Bank Mandiri terkikis menjadi 0,97%.
"NPL Bank Mandiri [September 2024] terendah dalam sejarah," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Rabu (30/10/2024).
Bila dibandingkan dengan industri, rasio NPL Bank Mandiri terbilang lebih rendah. Per September 2023, rasio NPL industri perbankan sebesar 2,47% dan pada periode yang sama tahun ini sebesar 2,29%.
Mengutip Paparan Publik Triwulan III-2024, perbaikan kualitas aset Bank Mandiri juga diikuti oleh rasio kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR). Per September 2024, rasio LAR Bank Mandiri turun 255 basis poin (bps) menjadi 7,32%. Hal ini diikuti pula dengan kredit restrukturisasi yang menurun dari Rp83,3 triliun per September 2023 menjadi Rp73,2 triliun per September 2024.
Sebagai informasi, perbaikan kualitas aset Bank Mandiri seiring dengan ekspansi kredit perusahaan. Secara berurutan, sejak kuartal I-2024 hingga kuartal III-2024, kredit Bank Mandiri tumbuh 20,1% yoy, 21,5% yoy, dan 22,1% yoy.
Angka tersebut jauh di atas rata-rata industri. Pada periode yang sama, pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 12,6% yoy, 12,6% yoy, dan 10,9% yoy.
Darmawan mengatakan bahwa pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri terjadi merata di berbagai wilayah di Indonesia.
Per September 2024, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit di Sumatra sebesar 15,1% yoy, sedangkan industri 10% yoy. Lalu penyaluran kredit di Jakarta dan Banten melesat 24,2% yoy, sedangkan industri 13,6% yoy. Di Jawa dan Daerah Istimewa Yogyakarta penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh 10,9% yoy dan industri 7,13% yoy.
"Bank Mandiri konsisten memperkuat perannya sebagai agen perubahan dengan menyalurkan kredit ke sektor riil guna mendukung ekonomi masyarakat dan Perekonomian Indonesia," kata Darmawan.
Kontribusi Bank Mandiri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga terlihat dari penyaluran kredit berdasarkan sektor. Kredit pertambangan tumbuh 41,8% yoy, sedangkan industri 25,8% yoy. Begitu pula dengan sektor perindustrian, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan 15,9% yoy, sedangkan industri 8,15% yoy. Di segmen konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) Bank Mandiri tumbuh 16,2% yoy, sedangkan industri 11,5% yoy.
Geliat kredit Bank Mandiri juga terlihat pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang cenderung lesu. Saat kredit UMKM secara industri hanya tumbuh 4,42% yoy, ekspansi kredit UMKM Bank Mandiri melesat 13,4% yoy.
Sementara itu, per September 2024, Bank Mandiri mengantongi laba bersih Rp42 triliun pada kuartal III-2024, tumbuh 7,56% yoy. Di tengah kompetisi dana pihak ketiga yang membuat tekanan pada beban bunga, pendapatan nonbunga Bank Mandiri tumbuh 10,9% yoy menjadi Rp32,09 triliun.
Pada periode yang sama, pendapatan bunga bank naik 12,9% yoy menjadi Rp110,64 triliun dan beban bunga naik 37,8% yoy menjadi Rp36,03 triliun. Alhasil pendapatan bunga bersih atau net intereset income (NII) naik 3,81% yoy menjadi Rp74,6 triliun.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Likuiditas Terjaga, Bank Mandiri Siap Dorong Pertumbuhan Berkelanjutan