IHSG Dibuka Menguat Jelang Rebalancing Indeks Saham Blue Chip

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 October 2024 09:17
Sekelompok siswa-siswi melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (21/10/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Sekelompok siswa-siswi melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (21/10/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung menguat tipis pada awal perdagangan sesi I Senin (28/10/2024), di tengah banyaknya sentimen pasar yang cukup beragam pada pekan ini.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik 0,18% ke posisi 7.708,48. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG sedikit terpangkas yakni menguat 0,16% ke 7.706,69.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 598 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,5 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 79.925 kali.

Pergerakan IHSG pada hari ini diprediksi akan kembali volatil di tengah banyaknya sentimen pasar dari global dan dalam negeri.

Dari global, yakni memanasnya konflik di Timur Tengah setelah Israel menyerang ibukota Iran, Teheran pada Sabtu pagi lalu.

Israel pada Sabtu lalu melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Iran, terutama ke ibukota Teheran. Warga yang tinggal di Teheran melaporkan mendengar beberapa ledakan di dalam dan sekitar ibu kota Iran.

Serangan tersebut memicu kekhawatiran masyarakat global akan terjadi perang yang lebih luas di Timur Tengah karena serangan Israel terhadap Hamas di Gaza telah memasuki tahun kedua. Di sisi lain, Israel juga tengah berperang melawan Hizbullah di Lebanon selatan.

Menanggapi hal ini, Arab Saudi pun telah buka suara untuk menahan diri secara maksimal dan meminta masyarakat internasional agar mengambil tindakan guna meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik di kawasan tersebut.

Kembali meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah ini tentunya akan memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar termasuk investor untuk berinvestasi di suatu negara.

Bukan tidak mungkin para pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu hingga berujung keep cash atau mungkin menempatkan dananya ke instrumen investasi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Ketegangan geopolitik di Timur Tengah berperan kepada lonjakan harga minyak mentah dunia pada minggu lalu. Dilansir dari Refinitiv, harga minyak dunia secara mingguan (WTI) mengalami lonjakan sebesar 3,69% dan Brent melesat 4,09%.

Dari dalam negeri, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan evaluasi mayor dan minor atau rebalancing untuk delapan indeks, diantaranya IDX30, LQ45, IDX80, KOMPAS100, PEFINDO25, BISNIS-27, MNC36, dan SMinfra18. Adapun rebalancing ini akan berlaku untuk periode 1 November 2024-31 Januari 2025.

Pada dua indeks yang juga dikenal sebagai indeks bluechips yakni IDX30 dan LQ45 terjadi evaluasi yang cukup fantastis. Pengumuman rebalancing dua indeks bluechips ini berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG terutama di akhir perdagangan hari ini.

Selain itu, investor juga menanti rilis data kinerja keuangan emiten-emiten besar pada kuartal III-2024. Salah satu emiten besar yang akan merilis kinerja kuartal III-2024 pada pekan ini yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular