Holding Bikin Pariwisata Indonesia Makin Bergigi

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Jumat, 11/10/2024 17:57 WIB
Foto: Pecalang Bali berpatroli di luar bandara internasional Ngurah Rai di Badung, Bali (22/3/2023) (AFP via Getty Images/DICKY BISINGLASI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki daya tarik wisata yang kaya akan budaya. Pariwisata pun dikenal sebagai gerbang unjuk gigi suatu negara di mata dunia.

Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah untuk mengoptimalkan potensi wisata tanah air. Salah satu gebrakan besar dilakukan dengan meleburkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pariwisata dan Pendukung dengan membentuk Holding InJourney pada 2022 lalu.

Dalam rentang waktu setahun setelah pembentukannya, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney berhasil mencatat lonjakan laba hingga 211%. InJourney berhasil menyulap rugi hingga Rp 993 miliar pada 2022 menjadi laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun pada tahun 2023.


Dari segi pendapatan, InJourney membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 23,35 triliun per akhir tahun 2023. Raihan ini meningkat hingga 47% dibandingkan pendapatan usaha tahun 2022 yang mencapai Rp15,85 triliun.

Penguatan aset permodalan menjadi nafas pembentukan InJourney saat diresmikan Presiden Joko Widodo 2022 lalu. Saat peresmiannya di Nusa Tenggara Barat, Jokowi sempat berpesan agar perusahaan ini dapat menjadi kekuatan besar penggerak pariwisata.

Bagaimana tidak, InJourney sendiri merupakan gabungan dari lima BUMN pariwisata. Di antaranya, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

Direktur Utama InJourney Dony Oskaria menilai, pembentukan InJourney juga memberikan dampak positif dengan peningkatan jumlah aset konsolidasian. InJourney terus mencatatkan peningkatan aset sejak pertama kali dibentuk pada tahun 2022.

"Catatan positif perusahaan meningkat sebesar 6,3%, menjadi Rp99,3 triliun pada tahun 2023. Peningkatan aset ini diharapkan terus tumbuh, seiring dengan peningkatan operasional perusahaan di masa mendatang," tutur Dony kepada CNBC Indonesia, Senin, (7/10/2024).

Raihan ini, sambung Dony, tak lepas dari peran Kementerian BUMN yang terus mendukung induk usaha maupun anaknya dalam pembentukan strategi pariwisata baik domestik maupun internasional, dengan mengintegrasikan ekosistem pariwisata dari hulu ke hilir melalui inisiatif strategis.

"Seperti pembangunan destinasi 5 DPSP, peningkatan konektivitas nasional dan global, pembentukan atraksi dan program pariwisata, pembangunan infrastruktur dan amenitas, tourism fund, serta peningkatan SDM di bidang hospitality," ungkapnya merinci.

Kementerian BUMN juga mendorong kolaborasi dengan kementerian lain, institusi, dan badan usaha swasta dalam dan luar negeri untuk meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia. Contohnya, penjajakan kerja sama dengan Emaar, perusahaan properti terbesar di dunia berbasis di Dubai, untuk kemungkinan investasi di aset InJourney, terutama di 5 DPSP.

Bikin Pariwisata Unjuk Gigi

Sebagai perusahaan pelat merah yang terus bertransformasi, InJourney memiliki beberapa program strategis yang telah dilakukan hingga saat ini.

Dony mengatakan, fokus utama perseroan tahun ini adalah transformasi di bidang bandara. Sebagaimana diketahui, Menjelang akhir 2023, InJourney meluncurkan dua subholding di bidang industri aviasi, yakni InJourney Airports dan InJourney Aviation Services, sebagai langkah transformasi di industri aviasi dan kebandarudaraan.

Sekadar mengingatkan, pada September 2024, dilakukan penggabungan dua perusahaan besar pengelola bandara di Indonesia, yaitu PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II), ke dalam satu entitas yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.

"Konsolidasi ini memungkinkan InJourney Airports menangani lebih dari 170 juta penumpang per tahun dan menjadi salah satu dari lima operator bandara terbesar di dunia," tuturnya.

Di samping proyek bandara, proyek KEK Kesehatan Sanur adalah proyek penting. Saat ini, sekitar 2 juta masyarakat Indonesia mencari perawatan medis ke luar negeri, menghasilkan outflow sekitar Rp97 triliun.

"Kami berharap dapat memanfaatkan potensi ini agar masyarakat cukup melakukan perawatan medis di Indonesia. Inisiasi ini juga diharapkan mendatangkan pasien dari luar negeri ke Bali," tandas Dony.

Selain Bali, InJourney juga yakin bisa mendatangkan wisatawan asing ke Yogyakarta melalui proyek re-masterplan Borobudur. Ia yakin, Candi Borobudur bisa disulap menjadi destinasi wisata internasional dengan statusnya sebagai situs warisan dunia

Ke depan, Dony berharap, dengan inisiatif tersebut, InJourney akan turut memberikan kontribusi pariwisata terhadap Gross Domestic Product (GDP) dan sesuai target pemerintah bisa meningkat menjadi 6% pada 2029. Sebelumnya, porsi sektor ini berada pada level 4,1% pada 2023.

Tak tanggung-tanggung, pihaknya juga turut mendukung agar sektor pariwisata menjadi kontributor devisa negara terbesar kedua pada 2029, mencerminkan akselerasi pemulihan pariwisata. Sektor ini diharap bisa menyerap lapangan kerja, menyerap lebih dari 30 juta tenaga kerja, atau 25% dari total angkatan kerja Indonesia di sektor pariwisata dan industri kreatif.


(Mentari Puspadini/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemulihan Pariwisata Berlanjut, Bisnis Travel Ikut Terdongkrak