AS Bawa Kabar Genting, Waspada Rupiah Bisa Melemah Lagi!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
11 October 2024 08:11
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rilis inflasi sampai klaim pengangguran AS kemudian dari internal Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang akan memberikan bocoran kabinet baru potensi akan mempengaruhi gerak rupiah pada akhir pekan ini. 

Melansir Refinitiv, pada Kamis kemarin (10/10/2024) rupiah terpantau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 0,29% dalam sehari ke posisi Rp15.660/US$.

Pelemahan rupiah terjadi setelah rilis risalah hasil dari Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes kemarin dini hari.

Risalah FOMC mengungkapkan bahwa pejabat The Fed sepakat untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,0% pada pertemuan September lalu. Namun, terdapat perbedaan pendapat di antara anggota komite mengenai langkah yang harus diambil.

"Beberapa peserta mengamati bahwa mereka lebih memilih pengurangan sebesar 25 bps pada pertemuan ini, dan beberapa lainnya menyatakan bahwa mereka dapat mendukung keputusan tersebut," tulis risalah tersebut.

Selain itu, kemarin rupiah dipengaruhi sikap wait and see pasar terhadap rilis inflasi AS untuk periode September 2024. 

Hasil rilis data indeks harga konsumen AS semalam menunjukkan tingkat inflasi tahunan di AS melambat selama enam bulan berturut-turut menjadi 2,4% pada September 2024, terendah sejak Februari 2021, turun dari 2,5% pada Agustus. Namun, angka ini lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2,3%. Angka tahunan ini adalah yang terendah sejak Februari 2021.

Secara bulanan, tampak IHK naik 0,2% (month to month/mtm), sama seperti pada Agustus, dan di atas perkiraan sebesar 0,1%. Tingkat inflasi inti tahunan secara tak terduga meningkat menjadi 3,3%, dibandingkan dengan 3,2% pada dua bulan sebelumnya, sementara para investor memperkirakan angka tersebut akan tetap di 3,2%. Tingkat inflasi inti bulanan tetap di 0,3%, sama seperti pada Agustus tetapi di atas perkiraan sebesar 0,2%.

Data terpisah ada dari Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan peningkatan klaim pengangguran baik initial maupun continuing.

Jumlah individu yang mengajukan tunjangan pengangguran di AS meningkat sebanyak 33.000, mencapai total 258.000 untuk minggu yang berakhir pada 5 Oktober, melebihi ekspektasi pasar yang sebesar 230.000. Ini adalah level tertinggi dalam 14 bulan, terutama dipicu oleh peningkatan signifikan di Michigan dan negara bagian yang terdampak Badai Helene.

Lebih lanjut, klaim pengangguran yang berlanjut di Amerika Serikat meningkat menjadi 1.861.000 untuk minggu yang berakhir pada 28 September 2024, naik dari angka yang direvisi turun menjadi 1.819.000 pada minggu sebelumnya. Rata-rata klaim pengangguran yang berlanjut di AS adalah 2.752.460 dari tahun 1967 hingga 2024, dengan puncak tertinggi mencapai 23.130.000 pada Mei 2020 dan terendah tercatat 988.000 pada Mei 1969.

Angka klaim pengangguran yang melampaui ekspektasi ini berdampak pada ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang semakin bold pada November mendatang yakni menjadi sebanyak 86,9% pelaku pasar berekspektasi terjadi penurunan suku bunga sebesar 25 bps menurut survei CME FedWatch Tool.

Sementara itu,  dari sisi politik Tanah Air, Presiden Terpilih Prabowo Subianto mulai memberikan bocoran mengenai bentuk kabinet yang siap bekerja selama 2024-2029. Kabinet akan diumumkan setelah pelantikan 20 Oktober 2024.

Hal ini disampaikan Prabowo ketika bertemu dengan investor dalam sebuah acara yang digelar di Jakarta Convention Center, Rabu (9/10/2024).

Prabowo akan bersama koalisi besar dalam lima tahun ke depan. Maka jangan heran apabila nanti kabinet tampak gemuk.

"Saya ingin bentuk pemerintahan persatuan yang kuat terpaksa koalisinya besar," ungkap Prabowo.

"Nanti dbilang kabinet prabowo kabinet gemuk, banyak ya. Negara kita besar bung," tegasnya.

Menurut Prabowo, untuk mengurus Indonesia seluas ini memang dibutuhkan jumlah menteri yang banyak. Apalagi masalah yang dihadapi terbilang kompleks.

Teknikal Rupiah 

Secara teknikal, dalam basis waktu per jam pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS terpantau mulai sideways setelah beberapa hari dalam tren pelemahan. Paling dekat potensi penguatan bisa menutup gap up yang sempat terjadi pada 4 Oktober 2024 secara intraday. Posisi tersebut bisa sekaligus support, tepatnya di Rp15.525/US$.

Sementara itu, untuk posisi resistance atau pelemahan terdekat yang patut diantisipasi pelaku pasar ada di Rp15.700/US$ yang didapatkan dari level psikologis secara round number, sekaligus high candle 7 Oktober 2024 secara intraday.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH 


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prospek Rupiah Hari Ini : Digoyang Reshuffle - Prospek Suku Bunga!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular