Bos BTPN Blak-blakan Ungkap Alasan Ganti Nama Jadi SMBC
Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. (BTPN) telah menyetujui untuk mengganti nama bank milik Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) itu, menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk. Pergantian nama itu telah efektif per 2 Oktober 2024, setelah diresmikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui suratnya pada 25 September 2024.
Meskipun begitu, bank milik SMBC asal Jepang itu masih tampil dengan nama BTPN. Bahkan, bank itu masih menggunakan nama BTPN dalam penandatanganan kerja sama dengan BNI Asset Management yang dilakukan kemarin, Rabu (9/10/2024).
Lantas, kapan BTPN mengganti namanya? Apa alasannya pergantian nama itu, dan bagaimana strategi BTPN usai melepas namanya?
Wakil Direktur Utama BTPN Darmadi Sutanto mengatakan bahwa secara hukum nama BTPN telah ditetapkan berubah menjadi Bank SMBC Indonesia. Namun, dibutuhkan proses yang panjang untuk benar-benar berubah. Mulai dari mengganti nama di sistem bank itu, perubahan sistem internal, hingga kartu-kartu para nasabah.
"Secara OJK [sudah ada] approval, tetapi kepada nasabah, kepada brand-brand perlu waktu untuk berubah, yang di [kantor] cabang juga perlu waktu," ujar Darmadi saat ditemui di SEIA Restaurant, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2024).
Ia mengharapkan pada akhir tahun ini, perubahan BTPN menjadi Bank SMBC Indonesia dapat benar-benar resmi dilakukan.
Langkah ini juga menegaskan identitas Bank BTPN sebagai bank universal. Darmadi menjelaskan latar belakang dari perubahan ini memang salah satunya karena BTPN telah melaksanakan merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada 2019. Kemudian, bank yang berfokus pada para pensiunan itu ingin menegaskan identitasnya sebagai bank universal.
"Pertama kan memang dimiliki oleh SMBC dari semenjak merger tahun 2019, kan dia mayoritasnya, dan kemudian sudah berubah tadi, bisnisnya sudah mulai universal, bisnisnya semua. Jadi kalau BTPN masih bank tabungan pensiunan. Jadi ini memang bagian dari perubahan bisnis secara strategis besar," jelas Darmadi.
Meski belum berubah menjadi Bank SMBC Indonesia, ia mengaku BTPN sudah memiliki banyak nasabah dari Jepang. Darmadi mengatakan, perubahan nama itu nantinya bakal membuat nasabah lokal semakin banyak.
"Karena bagusnya SMBC ini kita jelas memegang local flavor, jadi bisa dibilang produk, cara kerja tetap akan lokal," tandasnya.
Darmadi menjelaskan BTPN memang sedang terus berupaya untuk menjadi universal bank. Seperti dengan upaya mengakuisisi dua perusahaan pembiayaan kendaraan, PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF). Kemudian, BTPN memiliki anak usaha PT BTPN Syariah Tbk. (BTPS) yang berfokus pada segmen ultra mikro.
"Bisnis kita yang sudah mulai universal kan, dari corporate sampai mikro. Kita sekarang punya subsidiary, dari dulu punya subsidiary BTPS yang ultra mikro, jadi ya semua segmen sudah ada digital juga, ada wealth management, ada kartu kredit, ada mikro bisnis, ada flexi cash itu yang personal loan, terus commercial business, custody business, itu hal-hal baru," pungkas Darmadi.
Meskipun begitu, BTPN bakal tetap mempertahankan segmen andalan awalnya, yakni para pensiunan. Walaupun Darmadi mengakui kredit pensiunan di BTPN belakangan melandai akibat kompetisi dengan bank-bank lain.
Ia mengakui bahwa pertumbuhan kredit untuk pensiunan mungkin hanya berkisar di -1% atau sekitar 0% pada akhir tahun ini. Kendati demikian, Darmadi berharap tahun depan akan ada pertumbuhan hingga 5%.
"Credit pension itu mungkin 4-5 tahun terakhir ya kompetisi naik, banyak bank masuk dan kita cukup, istilahnya cukup banyak tantangan sih. Karena banyak bank masuk. Tapi biasa, lah kita kan tadinya market leader, ada bank masuk, kita turun dikit. Nah tahun ini sudah mulai melandai, kita harapkan tahun depan sudah mulai naik," tandasnya.
Darmadi juga mengungkapkan, nasabah BTPN utamanya terdiri dari pensiunan PNS dan TNI.
(mkh/mkh)