Indonesia Alami Deflasi 5 Bulan Beruntun, Dolar Naik ke Rp15.195

rev, CNBC Indonesia
01 October 2024 11:17
Pekerja memperlihatkan uang dolar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Senin (4/7/2022).  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan terjadi deflasi periode September 2024 secara bulanan (mtm).

Dilansir dari Refinitiv, rupiah melemah 0,4% di angka Rp15.195/US$ pada hari ini, Selasa (1/10/2024). Posisi ini selaras dengan penutupan kemarin (30/9/2024) yang melemah sebesar 0,1%.

Sementara DXY pada pukul 11:12 WIB naik tipis 0,04%.

Siang hari ini, BPS mengumumkan bahwa Indonesia kembali mengalami deflasi pada September 2024 yakni sebesar 0,12%. Sementara secara tahunan (year on year/yoy) inflasi mengalami inflasi 1,84% atau lebih rendah dari periode sebelumnya yakni sebesar 2,12% yoy.

"Indonesia deflasi 0,12% pada September 2024," Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa (1/10/2024)

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan IHK September 2024 diperkirakan turun atau mengalami deflasi 0,035% secara bulanan (month to month/mtm).

Sembilan dari 12 instansi memperkirakan secara bulanan masih akan tercatat deflasi yang tak jauh berbeda dengan periode sebelumnya yang terpantau deflasi 0,03%.

Sedangkan IHK secara tahunan (year on year/yoy) diperkirakan melandai di bawah level 2% atau tepatnya 1,975%. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Agustus 2024 yang sebesar 2,12% yoy.

Deflasi ini menjadi catatan terburuk bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, Indonesia sudah mencatat deflasi selama lima bulan beruntun (Mei-September 2024).

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Surplus Makin Tipis, Dolar AS Ditutup Naik ke Rp16.165

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular