Pemangkasan Suku Bunga Makin Dekat, Rupiah Bisa Makin Kuat!
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih terpantau menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan prospek pemangkasan suku bunga semakin dekat.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,71%% di angka Rp15.485/US$ pada Jumat (23/8/2024). Secara intraday, bahkan rupiah sempat menyentuh titik terkuatnya yakni Rp15.420/US$.
Sementara secara mingguan, rupiah mengalami apresiasi sebesar 1,28% dan semakin memperpanjang tren penguatan empat pekan beruntun.
Di awal pekan lalu,, rupiah terpantau menguat dengan sangat impresif setelah sebelumnya terdapat reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kemudian pada pertengahan pekan lalu, Bank Indonesia (BI) juga telah mengumumkan bahwa kembali menahan suku bunga acuannya di level 6,25%. Hal ini tak serta-merta membuat rupiah melanjutkan tren penguatannya. Justru rupiah terpantau mengalami pelemahan pasca pengumuman tersebut.
Sementara pada Kamis (22/8/2024), rupiah terpantau ambruk terhadap dolar AS akibat situasi politik dalam negeri yang memanas.
Pada hari ini nilai tukar rupiah tampaknya masih ada potensi atraktif didukung oleh pernyataan Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell menyampaikan dalam pidato di Simposium Bank Sentral Jackson Hole yang menunjukkan sinyal lebih jelas perihal pemangkasan suku bunga.
"Saatnya bagi kebijakan untuk disesuaikan," kata Powell. "Arah pergerakan sudah jelas, dan waktu serta kecepatan pemotongan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko."
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah terpantau terkonsolidasi setelah menguat tajam dalam beberapa hari.
Tren sideways rupiah dalam melawan dolar AS bergerak dari support Rp15.415/US$ sampai resistance di Rp15.570/US$. Support merupakan area dicermati untuk penguatan lebih lanjut, sementara resistance merupakan posisi yang perlu diantisipasi jika ada pembalikan arah melemah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)