Wow! Transaksi Digital RI Bakal Meningkat 1.470% pada 2030

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
26 August 2024 08:15
Ilustrasi Transaksi Bisnis
Foto: Ilustrasi Transaksi Bisnis

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia tengah memperkuat infrastruktur transaksi digital di Indonesia untuk menghadapi potensi peningkatan pesat transaksi digital di tanah air. Pada 2030, transaksi digital di Indonesia bakal meningkat sekitar 1.470% atau 14x lipat dari 2022 hanya 647 juta menjadi 10,05 miliar.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Ryan Rizaldy mengatakan, peningkatan pesat transaksi digital yang harus segera diantisipasi oleh seluruh lembaga jasa keuangan itu dipengaruhi oleh semakin dominannya Gen Y dan Gen Z sebagai pelaku ekonomi di Indonesia, porsinya mencapai 25,87% dan 27,94%.

"Mereka ini yang nanti akan semakin dominan peranannya di ekonomi sampai dengan tahun 2030. Bahkan nanti akan ada generasi alpha Jadi yang menentukan selera atau preferensi membayar," ujar Ryan dalam diskusi di Nusa Dua, Bali, dikutip Senin (26/8/2024).

Semakin pesatnya perkembangan transaksi digital itu, ia katakan tak akan lagi mungkin ditampung oleh infrastruktur transaksi digital yang ada saat ini, seperti layanan BI-Fast maupun QRIS yang diakomodir pengembangannya oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia.

Maka, peran swasta dalam pengembangan infrastruktur transaksi digital akan menjadi semakin penting. Bank Indonesia kini pun tengah fokus mengembangkan mekanisme sinergi pengembangan infrastruktur itu, yang bisa disinergikan langsung dengan pihak swasta yang sifatnya modular atau mudah diimplementasikan, dan infrastrukturnya dinamis, bisa langsung menyesuaikan kebutuhan masyarakat.

"Maka harus ada sinergi antara BI dan industri dalam melayani masyarakat, jadi ini motivasi kita. Kita butuh penguatan-penguatan di infrastruktur untuk menjawab kenaikan transaksi yang kami perkirakan naik 14 kali," ujar Ryan.

Pengembangan model infrastruktur digital yang dinamis dan modular itu kini tengah dikembangkan dalam Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia atau BSPI 2030 yang menjadi pengembangan lanjutan dari BSPI 2025. Di dalamnya ada lima inisiatif yang menjadi titik berat pengembangan, yakni infrastruktur, industri, inovasi, internasionalisasi, dan rupiah digital.

Ryan mengatakan, sebetulnya, peningkatan potensi transaksi digital pada 2030 itu masih jauh tertinggal dari negara lain yang ekonominya setara dengan Indonesia, yakni Brazil. Saat ini, transaksi digital di Brazil sudah mencapai 6 triliun transaksi, sehingga bisa menjadi tolak ukur pihak swasta dan BI dalam pengembangan infrastruktur transaksi digital yang stabil, memiliki manajemen risiko kuat, dan mampu mengakomodir pemanfaatan data granular.

"Nah inovasi ini yang sangat cepat harus direspons secara pas agar menjamin proses peredaran uang, aliran uang itu bisa dimaintain di manage secara tertata dengan baik risiko-risikonya harus bisa dimitigasi dengan baik," tegasnya


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Cara Bank "Ubah" Kantor Cabang Saat Transaksi ATM Sepi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular