
Adu Sentimen AS dan China, Harga Minyak Mentah Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak naik tipis di tengah harapan pemotongan suku bunga Amerika Serikat yang meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan bahan bakar, meskipun masih ada kekhawatiran atas melambatnya permintaan global yang membatasi kenaikan.
Berdasarkan data Refinitiv pada Kamis (15/8/2024) pukul 10.00 WIB harga minyak mentah acuan Brent naik 0,35% menjadi US$80,02 per barel. Sementara WTI naik 0,4% menjadi US$77,29 per barel.
Harga konsumen AS melambat pada Juli dan kenaikan inflasi tahunan melambat hingga di bawah 3%, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga bulan depan.
"Kami melihat koreksi dalam perdagangan Asia karena pasar minyak mengalami kelebihan penjualan pada hari Rabu," kata Yuki Takashima, ekonom di Nomura Securities, seraya menambahkan bahwa investor bertaruh bahwa Fed dapat mulai memangkas suku bunga bulan depan.
"Meskipun demikian, harga minyak diperkirakan akan tetap tertekan ke depannya karena kekhawatiran terus berlanjut bahwa permintaan global, terutama di Tiongkok, akan lesu," kata Takashima, yang memperkirakan WTI akan mendekati angka $72 pada awal Agustus.
Stok minyak mentah AS naik sebesar 1,4 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 9 Agustus, dibandingkan dengan estimasi penurunan sebesar 2,2 juta barel, meningkat untuk pertama kalinya sejak akhir Juni, menurut data Badan Informasi Energi (EIA).
Awal minggu ini, EIA memangkas estimasi pertumbuhan permintaan minyak pada 2025, dengan alasan dampak pelemahan ekonomi China terhadap konsumsi. Hal itu terjadi setelah OPEC memangkas perkiraan permintaan dengan alasan yang sama.
Secara global, permintaan bahan bakar jet juga diperkirakan melemah karena perlambatan belanja konsumen yang memengaruhi anggaran perjalanan, perubahan yang dapat membebani harga minyak dalam beberapa bulan ke depan.
Mengimbangi kekhawatiran permintaan dan mendukung harga minyak, investor tetap khawatir tentang kemungkinan tanggapan Iran terhadap pembunuhan pemimpin kelompok Islam Palestina Hamas bulan lalu.
Tiga pejabat senior Iran mengatakan bahwa hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan menahan Iran dari pembalasan langsung terhadap Israel atas pembunuhan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Arab & Rusia Kompak Kurangi Produksi, Harga Minyak Melesat 2%