
Harga Minyak Mentah Turun 0,6%, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak turun tipis pada perdagangan hari ini, mengakhiri kenaikan lima hari berturut-turut, karena pasar kembali fokus pada kekhawatiran tentang permintaan setelah OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan pada tahun 2024 karena ekspektasi yang melemah di China.
Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Selasa (13/8/2024) harga minyak mentah acuan Brent tercatat US$81,81 per barel, turun 0,6%. Sementara acuan West Texas Intermediate turun 0,6% ke US$79,85 per barel.
Brent telah naik lebih dari 3% pada hari Senin, sementara minyak mentah berjangka AS telah naik lebih dari 4%.
Prakiraan pengurangan permintaan global Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk tahun 2024 menyoroti dilema yang dihadapi oleh kelompok OPEC+ yang lebih luas dalam meningkatkan produksi mulai Oktober.
Pemangkasan perkiraan OPEC untuk tahun 2024 merupakan yang pertama sejak dilakukan pada bulan Juli 2023, dan terjadi setelah meningkatnya tanda-tanda bahwa permintaan di Tiongkok telah tertinggal dari ekspektasi akibat merosotnya konsumsi solar dan krisis di sektor properti yang menghambat ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Sementara itu, konflik Timur Tengah telah meningkat, dengan AS bersiap menghadapi apa yang mungkin menjadi serangan signifikan oleh Iran atau proksinya di kawasan tersebut minggu ini, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada hari Senin.
Serangan apa pun dapat memperketat akses ke pasokan minyak mentah global dan mendongkrak harga. Serangan juga dapat menyebabkan Amerika Serikat memberlakukan embargo terhadap ekspor minyak mentah Iran, yang berpotensi mempengaruhi pasokan 1,5 juta barel per hari, kata para analis.
Pasar juga bersiap untuk laporan indeks harga konsumen AS hari Rabu yang akan memberikan gambaran penting tentang inflasi, dengan investor sekarang khawatir bahwa angka CPI yang terlalu rendah akan memicu ketakutan akan penurunan.
Pasar uang bahkan bertaruh pada penurunan suku bunga AS sebesar 25 atau 50 basis poin pada bulan September, mengharapkan pelonggaran total sebesar 100 bps pada akhir tahun 2024, Alat FedWatch CME menunjukkan.
Pemangkasan suku bunga cenderung meningkatkan aktivitas ekonomi, yang meningkatkan penggunaan sumber energi seperti minyak.
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Permintaan Global Naik Jadi 1,1 Juta Barel, Harga Minyak Membara