IHSG Kembali Bergairah, Balik Ke 7.300-an Lagi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
13 August 2024 09:17
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung kembali volatil pada awal perdagangan sesi I Selasa (13/8/2024), di tengah sikap investor yang mengantisipasi rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka turun tipis 0,01% ke posisi 7.297. Selang sepuluh menit setelah dibuka, IHSG berhasil berbalik arah ke zona hijau yakni menguat 0,46% ke 7.331,2. IHSG pun berhasil kembali ke level psikologis 7.300.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 743 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,2 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 88.678 kali.

IHSG cenderung kembali volatil dan sempat dibuka di zona merah, di tengah sikap pelaku pasar yang masih cenderung wait and see pada hari ini jelang rilis data inflasi produsen AS malam nanti dan inflasi konsumen AS esok hari.

Pada hari ini, data indeks harga produsen (IHP) AS periode Juli 2024 akan dirilis. Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics indeks harga produsen AS pada Juli diperkirakan terjadi inflasi 0,1% month-to-month (mtm), melambat dari bulan sebelumnya 0,2% mom. Sementara inflasi inti produsen sebesar 0,2%, melambat dari periode sebelumnya 0,4%.

Rilis inflasi produsen akan disusul inflasi konsumen pada Rabu besok. Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi AS tahunan akan turun 0,1 basis poin menjadi 2,9% year-on-year (yoy) pad Juli 2024 dari sebelumnya 3% yoy.

Kedua data ini dinilai penting dalam mempertimbangkan kebijakan moneter The Fed yang akan diumumkan pada September. Para pelaku pasar meyakini akan ada pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan tersebut.

Berdasarkan perangkat Fedwatch, peluang The Fed memangkas suku bunga pada Desember sangat besar. Bahkan lebih besar kemungkinan bank sentral AS itu menurunkan suku bunga sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75% - 5,00% sebesar 51,5% dari saat ini 5,25% - 5,50%.

Setelah September, pada dua pertemuan berikutnya pasar meyakini The Fed kembali memangkas suku bunganya. Sebesar 25 basis poin pada pertemuan November dan 25 basis poin pada Desember. Sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed berada di 4,25% - 4,50%.

Namun, tampaknya pasar masih akan dihantui ketidakpastian dari tensi geopolitik negara-negara di Timur Tengah, terutama antara Iran dan Israel.

Timur Tengah sendiri telah berada dalam kondisi siaga tinggi sejak pembunuhan komandan tinggi Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, Lebanon, oleh Israel. Pembunuhan Haniyeh di Teheran pada akhir Juli juga menambah panas situasi.

Iran telah sesumbar akan membalas dendam ke Israel atas kematian mantan petinggi Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran beberapa waktu lalu. Dalam update terbaru, intelijen Israel mengungkap serangan langsung akan dilakukan Iran 15 Agustus.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Minim Sentimen, IHSG Lompat 1,33% ke 7.129 di Sesi I

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular