
Resesi Dunia Hantui Tren IPO di Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman resesi menghantui perekonomian dunia. Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai hal itu akan berdampak pada perusahaan yang ingin melepas sahamnya di pasar modal melalui pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan Efek BEI Igede Nyoman Yetna mengatakan pelaksanaan IPO turut dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi eksternal selain kondisi perekonomian domestik dan industri.
"Saya tidak akan ulang-ulang kalau eksternal faktor, karena kan kita berhubungan dengan investor global, jadi yang melakukan investasi di Indonesia bukan hanya investor domestik yang terdiri di retail dan institusi, tapi investor global. Pertumbuhan perekonomian di luar itu sangat menentukan apakah dia akan datang ke kita atau tidak," jelasnya saat ditemui di gedung BEI Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Namun, Nyoman menyebut investor juga melihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kondisi perpolitikan RI yang kondusif. Kedua hal itu menjadi pertimbangan keputusan.
"Dilihat berapa growth atau pertumbuhan di Indonesia. Dia selalu akan bandingkan itu. Kemudian kedua, stabilitas politik. Kita syukur pelaksanaan pemilu berjalan. dan sudah terpilih dari sisi siapa presiden dan wakil presiden. Itu hal yang kita lalui," sebutnya.
Terkait isu politik, para investor pun membandingkan dengan negara-negara lain. Sebab, hampir 60% dari negara-negara di dunia sedang melakukan pemilu tahun 2024.
"Dan itu GDP-nya itu 50% memberikan kontribusi pada GDP dunia. Artinya memang saat ini kondisinya berhubungan dengan stabilitas dari sisi politik, berhubungan," imbuhnya.
Di sisi lain, keputusan investasi juga dipengaruhi oleh tensi geopolitik dari negara yang terus berkonflik atau perang. Sebab hal itu mempengaruhi rantai pasok.
"Kalau port-nya ditutup, bagaimana mereka mengirimkan raw material dan lain-lain. Kemudian balik lagi ke investor. Tentu gini teman-teman, kalau minat dari sisi owner tentu akan mempertimbangkan banyak hal," ujarnya.
"Once dia mau ke global offering, kan dia ngeliat-ngeliat pasar mana nih yang saya mau cari. Dan terlihat masih mereka wait and see kan kalau mau global offering. Kecuali dia mau hanya domestic offering saja di Indonesia," pungkasnya.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Alasan Lo Kheng Hong 20 Tahun Lebih Ogah Beli Saham IPO