
Bos BI Ungkap Cara Stabilkan Rupiah, Dolar Turun ke Rp 16.195

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah intervensi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan rupiah.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,22% di angka Rp16.195/US$ pada hari ini, Jumat (2/8/2024). Hal ini semakin memperpanjang tren apresiasi selama tiga hari beruntun.
Sementara secara mingguan, rupiah menguat sebesar 0,55% terhadap dolar AS.
Sementara DXY pada pukul 14:55 WIB turun 0,15% di angka 104,27. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 104,42.
Gubernur BI dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Pusat LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024) mengungkapkan bahwa dolar AS masih cenderung kuat hingga saat ini.
"Dolarnya masih kuat, bukan karena UST dan Fed Fund Rate (FFR) tapi negara lain suku bungnya mulai melemah. Nilai tukarnya Eropa itu melemah, demikian pounds dan yen. Lalu dolar tetap strong," ungkap Perry.
Menghadapi situasi seperti ini, BI fokus intervensi di spot dan valas. Cadangan devisa (cadev) juga tergolong masih cukup mampu untuk menstabilkan mata uang Garuda.
Maka dari itu, BI meluncurkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI). Ini menjadi alternatif ketika aliran modal keluar dari Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi pemerintah.
"Suku bunga SRBI lebih tinggi dari SBN supaya tidak terjadi capital outflow. Sementara dari SBN belum perlu naikkan target SBN," terang Perry.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900