Laba Bank Ina (BINA) Salim Rp 69 M, Jeblok 40% di Semester I-2024

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Rabu, 31/07/2024 19:10 WIB
Foto: Bank INA Perdana (Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank milik Grup Salim PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 68,89 miliar pada semester I-2024. Jumlah itu jeblok 40,26% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp115,31 miliar.

Padahal, kinerja top line bank mencatatkan kenaikan. Merinci laporan keuangan BINA pada periode Juni 2024, pendapatan bunga tumbuh 27% yoy menjadi Rp1,60 triliun, dari sebelumnya Rp1,26 triliun.


Namun begitu, kenaikan bunga tercatat lebih tinggi, yakni sebesar 39,25% yoy menjadi Rp1,23 triliun pada semester I-2024. Lantas, pendapatan bunga bersih susut 1,76 yoy menjadi Rp370,15 miliar.

Beban operasional Bank Ina pun tercatat naik menjadi Rp274,97 miliar pada kuartal II-2024, dari sebelumnya Rp223,64 miliar. Itu berasal dari kenaikan sejumlah beban, yakni beban tenaga kerja menjadi Rp134,49 miliar, beban promosi menjadi Rp2,21miliar, dan beban lainnya tercatat naik jadi sebesar Rp114,37 miliar. Beban operasional lainnya pun tercatat naik 32,35% yoy menjadi Rp143,02 miliar.

Pada fungsi intermediasi, BINA tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp12,93 triliun, hanya tumbuh 5,5% yoy. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) makin tinggi, yakni NPL gross naik menjadi 3,65% dari sebelumnya 1,84%, dan NPL net naik menjadi 2,24% dari sebelumnya 0,46%.

Pada pendanaan, bank milik Anthoni Salim ini telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp18,44 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Jumlah itu naik tipis 1,26% yoy dari setahun sebelumnya sebesar Rp18,21 triliun.

Rasio pinjaman terhadap simpanan atau rasio loan to deposit ratio (LDR) naik jadi sebesar 67,29%, dari setahun sebelumnya 43,02%. Ini menunjukkan BINA masih memiliki ruang untuk ekspansi penyaluran kredit.

Namun begitu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 26,53%, menyusut dari setahun sebelumnya sebesar 28,75%.

Total aset tumbuh menjadi Rp22,29 triliun pada 30 Juni 2024 dari akhir tahun sebesar Rp20,55 triliun.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hi-2025, Laba Bersih Allo Bank Melonjak 27%