OJK Beberkan Tantangan Ngeri Buat Perbankan RI

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
26 July 2024 16:05
Ilustrasi OJK (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ilustrasi OJK (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh perbankan di Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan tantangan dan isu struktural.

Dian menyebut perbankan menghadapi kebijakan pemulihan setelah pandemi Covid-19. Kemudian kondisi global, di mana masih tingginya tensi geopolitik baik di kawasan Timur Tengah dan konflik antara Ukraina dan Rusia.

Selain itu, adanya lonjakan inflasi dan suku bunga higher for longer yang berpotensi terhadap perlambatan ekonomi. Kemudian, Dian menyebut tantangan berikutnya berkaitan dengan "perkembangan luar biasa" dalam konteks digitalisasi.

"Faktor yang sangat luar biasa dalam konteks digitalization berupa percepatan digitalisasi dan emerging technology. Serta, aspek kesiapan industri baik dari sisi people, proses, dan teknologi," pungkasnya dalam webinar Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Jumat (26/7/2024).

Keempat, berkaitan dengan risiko iklim, berupa risiko keuangan sebagai dampak dari perubahan iklim serta upaya untuk mencapai net zero emission (NZE).

Dian kemudian menyebut ada juga tiga isu struktural yang dihadapi perbankan. Antara lain daya saing dalam hal pemenuhan modal minimum dan penguatan manajemen risiko, akselerasi transformasi digital terkait ancaman risiko siber yang semakin beragam, dan adanya tuntutan untuk perbankan agar lebih kontributif dalam pembangunan berkelanjutan.

Dian mengatakan, semua tantangan tersebut menghantui industri perbankan RI, walaupun mencatatkan kinerja yang "terlampau baik."

Ia memaparkan per Mei 2024, asete perbankan nasional tumbuh 9,48% secara tahunan (yoy) menjadi Rp11.921 triliun, sementara penyaluran kredit tumbuh double digit sebesar 12,15% yoy menjadi Rp7.376 triliun.

Pada pendanaan, perbankan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp8.699 triliun, tumbuh 8,63% yoy.

Likuiditas perbankan pun memadai, tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 26,22% per Mei 2024, relatif tinggi.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aturan Suku Bunga Kredit Bank Bakal Terbit, Ini Rinciannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular