Bursa Incar Anak SD Jadi Investor Saham, Begini Caranya

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
26 July 2024 13:55
Sejumlah siswa-siswi mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di seluruh sekolah mulai hari Senin (3/1). Relaksasi kebijakan ini sesuai dengan kondisi PPKM Level 1 yang diterapkan di Jakarta. Kepala bidang kesiswaan SD 01 Muhamad Nasir mengatakan, kebijakan tersebut merefleksikan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diputuskan pada 21 Desember 2021. SKB dengan Nomor Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/6678/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 berisi tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Meski dibuka 100 persen, Sekolah mewajibkan semua warga sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Terlebih lagi bagi mereka yang belum divaksinasi. Kebijakan PTM juga disambut baik bagi orang tua murid, Yulia salah satu orang tua murid kelas 2 mengatakan senang setelah dibuat PTM 100%.
Foto: Ilustrasi siswa sekolah dasar. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mendukung edukasi pasar modal sejak dini. Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan, hal tersebut dimulai oleh literasi keuangan sejak anak-anak usia sekolah dasar (SD).

"Kita mendukung edukasi pasar modal sejak dini. Jadi seperti tadi disampaikan, anak- anak ini kan adalah harapan kita di tahun 2045," ujarnya di kawasan Banten, Jumat (26/7/2024).

Jeffrey mengaku, saat ini usia anak-anak SD belum mengerti soal produk investasi di pasar modal. Namun, dengan memahami pentingnya menabung di lembaga jasa keuangan maka akan timbul pengetahuan lainnya mengenai pengelolaan keuangan, termasuk investasi.

"Walaupun saat ini mereka belum bisa menjadi investor, tetapi dengan pemahaman sejak sangat dini, pentingnya mengelola keuangan, kita harapkan nantinya pasar modal kita ada di tangan-tangan anak-anak yang sekarang sudah dibekali pemahaman tentang investasi, khususnya di pasar modal," jelasnya.

Jeffrey menjelaskan, pemahaman investasi itu sederhananya menyisihkan uang, kemudian dibelikan sesuatu yang berguna. Sebab, anak usia SD belum mengerti produk investasi seperti saham, reksadana, maupun obligasi.

"Itulah investasi. Jadi kita belum bicara saham, kita belum bicara reksadana dan obligasi kepada anak-anak, tetapi kita memberikan pemahaman kalau menyisihkan uang mereka untuk digunakan kepada sesuatu yang produktif. Itulah investasi," ungkapnya.

Jeffrey menyebut, BEI menargetkan sebanyak 2 juta investor baru. Hingga minggu pertama Juli 2024 sudah ada penambahan sebanyak 1,04 juta investor baru. "Jadi masih sejalan dengan target kita tahun ini. Literasi tetap kita lakukan, cuma memang mengukur literasi itu kan tidak semudah mengukur inklusi," sebutnya.

Jeffrey menambahkan, literasi pasar modal diukur dari kegiatan survei yang dilakukan setiap tahunnya dengan jumlah peserta yang tidak kurang dari 5 juta orang setiap tahun.

"Kita lihat saja hasilnya bagaimana nanti. Tetapi dari bursa, kami sangat banyak melakukan kegiatan literasi setiap tahunnya," pungksnya.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Banjir Kritik Soal FCA, Investor Minta BEI Lakukan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular