
Tiga Industri Ini Bikin KB Bank Kepincut

Jakarta, CNBC Indonesia - Didukung penuh oleh lembaga keuangan terbesar di Negeri Ginseng, KB Bank (BBKP) siap memacu roda bisnisnya di Tanah Air. Bank yang pada awal tahun ini melakukan rebranding siap membidik tiga industri yang dinilai memiliki potensi sangat besar.
Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee menyebut, pihaknya memilih tiga industri utama untuk dibidik sebagai fokus pembiayaan, yakni kendaraan listrik (EV), agrikultur dan kesehatan. Ketiga industri ini dibidik setelah melakukan berbagai pertimbangan.
"Pertama EV, kami sudah masuk ke dalam ekosistem bus listrik. Kalau misalkan kita lihat di Jakarta, pemerintah mau melakukan pertukaran dari bus Transjakarta yang mereka miliki menjadi bus elektrik semua, dan ini mungkin untuk total proyeknya mencapai Rp 50-an triliun," tutur Tom kepada media beberapa waktu lalu.
Adapun KB Bank telah menyiapkan skema untuk masuk ke industri EV, seperti proyek pengadaan bus listrik. Perseroan akan masuk lewat pembiayaan pengadaan barang. Tom memandang proses pengadaan bus listrik sendiri tidak sederhana.
"Pertama adalah pemerintah yang melakukan organizer atas bus tersebut. Kedua pihak swasta yang melakukan pembelian atas bus tersebut. Ketiga pihak swasta yang melakukan ensemble. Keempat swasta yang melakukan memproduksi part-nya sendiri atau mengambil dari luar. Juga untuk charging-nya. Ini kami anggap ekosistem," jelas Tom.
Sedikit bocoran, KB Bank telah melakukan kerja sama dengan beberapa pihak untuk pengadaan bus listrik tersebut, seperti Indika, Hyundai dan Chevy. Dia bilang, pihaknya telah melakukan persiapan untuk mendukung ekosistem bus listrik atau kendaraan listrik sejak lama.
"Sekarang kami sudah mulai melihat hasilnya sedikit demi sedikit karena itu kami akan masuk ke persiapan sebelumnya yaitu pengadaan motor listrik di Indonesia. Karena kan motor di Indonesia merupakan kendaraan yang banyak digunakan dan penggunanya mencapai ratusan juta," sambungnya.
Kemudian industri agrikultur menjadi target pembiayaan berikutnya. KB bank melihat hal ini sesuai dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara tropis dengan bentang wilayah yang sangat luas, sehingga memberikan potensi besar bagi pengembangan agrikultur. Tom membandingkan kondisi geografis Indonesia dengan Korea Selatan yang sangat berbeda.
"Karena kalau Korea itu negara 4 musim. Kalau kita bandingkan antara musim dingin dan musim panas, pastinya total siang itu, jam siang itu, hanya 3-4 jam lebih sebentar dibandingkan dengan musim panas. Sehingga untuk masa panen pun di Korea tidak bisa sepanjang tahun. Beda dengan Indonesia yang dekat dengan khatulistiwa yang hampir sepanjang tahun bisa melakukan proses panen," terangnya.
Upaya masuk ke industri agrikultur, lanjutnya, telah dilakukan dengan kerja sama dengan PG Rajawali, yang memiliki fokus bisnis di perkebunan tebu. Tom menilai untuk masuk ke industri agrikultur, KB Bank harus masuk ke subsektor yang menjadi prioritas pangan.
"Jadi sebenarnya untuk agrikultur itu tidak simple, ada kebun tebu kita biayai. Itu juga membentuk ekosistem karena untuk sampai tebu bisa menjadi gula, ada beberapa tahapan yang harus dilalui," kata Tom.
Dengan masuk ke ekosistem ini, KB Bank diharapkan bisa berperan aktif dari sisi hulu ke hilir sehingga kontribusi pembiayaannya bisa semakin maksimal. Fokus bisnis ini diyakini Tom juga selaras dengan upaya pemerintah Indonesia yang hendak meningkatkan ketahanan pangan.
"Pastinya kalau misalkan pemerintah yang baru tertarik mengembangkan agrikultur, kami KB bank siap mendukung, karena kami di Korea memiliki pengalaman cukup besar untuk mengembangkan pertanian di sana dan kami juga bisa membantu menghubungkan dengan pemerintah Korea juga," tukasnya.
Lalu mengenai industri Kesehatan yang dibidik KB Bank dinilai Tom sesuai dengan arah pertumbuhan ekonomi Indonesia, di mana kelas menengah semakin bertambah. Seiring dengan meningkatnya PDB sebuah negara, yang tentunya diharapkan juga turut mengatrol PDB per kapita penduduknya. Maka biasanya akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan terhadap layanan kesehatan.
"Mengenai medical industri sebenarnya baru dalam tahap persiapan dan kemungkinan besar akan baru terlihat realisasinya di Oktober ini. Karena saya melihat bahwa seiring dengan meningkatkan GDP negara, biasanya berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat atas medical services yang lebih berkualitas. Bukan hanya dari sisi kesehatan, tapi juga kecantikan akan meningkat atau kaitannya kebutuhan dengan obat-obatan," terang Tom.
Hal tersebut, tentunya terkait dengan kekuatan Korea yang memiliki keunggulan dari sisi industri kecantikan. Jadi, lanjut Tom, KB Bank yang di-backing grup keuangan terbesar di Korea Selatan akan masuk ke ekosistem industri kesehatan dan menjadi penghubung antara perusahaan Korea dan Indonesia untuk meningkatkan layanan kesehatan di Tanah Air.
"Jadi ada perusahaan Korea, biotech baru mau masuk ke Indonesia, kami bantu juga untuk di Indonesianya. Jadi memang ada beberapa farmasi dari Korea yang mau masuk ke Indonesia dan biasanya juga bertanya kepada kami. Sebenarnya Korea juga terkenal untuk industri farmasinya," ucap Tom.
Dengan meningkatkan eksposure pembiayaan ke ekosistem di tiga industri tersebut, KB Bank optimistis bisa meningkatkan kinerja keuangannya.
Untuk diketahui KB Bank terus menunjukkan sejumlah perbaikan kinerja hingga periode Mei 2024. Sepanjang lima bulan pertama tahun 2024, KB Bank mencatat pertumbuhan pendapatan bunga 11,04% dari Rp 1,78 triliun di periode yang sama tahun 2023 menjadi Rp 1,98 triliun di tahun 2024.
Pertumbuhan pendapatan ini juga mampu diimbangi dengan efisiensi beban bunga yang mengalami penurunan 1,04%, sehingga pendapatan bunga bersih (NII) KB Bank mampu tumbuh sebesar 140,93% dari Rp 152 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 366 miliar di tahun 2024.
Di sisi kualitas aset, rasio kredit berkualitas rendah atau loan at risk (LAR) untuk periode lima bulan pertama tahun 2024 terjaga di 27,05% atau terus membaik dari periode yang sama tahun 2023 yang menyentuh angka 49,64% dan periode akhir 2023 yang berada di 39,22%. Selain itu, kredit baru KB Bank juga terus bertumbuh, yang hingga Mei 2024 sebesar 79,34% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kenalin Nih Keluarga Besar KB Bank dalam Naungan KBFG di NKRI