Pasokan Minyak AS Menurun, Harga Minyak Dunia Kembali Bangkit

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 July 2024 09:57
kilang minyak
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah terpantau berhasil menguat pada perdagangan Rabu (24/7/2024), karena turunnya persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Per pukul 09:16 WIB, harga Brent menguat 0,41% ke posisi US$ 81,34 per barel. Sedangkan untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) bertambah 0,4% menjadi US$ 77,27 per barel.

Pada perdagangan Selasa kemarin, Brent ditutup ambles 1,69% di posisi US$ 81,01 per barel, sedangkan WTI berakhir ambruk 3,53% di US$ 76,96 per barel.

Persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan AS mengalami penurunan pada pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip American Petroleum Institute (API).

API melaporkan stok minyak mentah turun 3,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 Juli. Sedangkan persediaan bensin di AS turun 2,8 juta barel dan sulingan berkurang 1,5 juta barel.

"Ini akan menjadi pertama kalinya stok minyak mentah di Amerika Serikat turun selama empat minggu berturut-turut sejak September 2023," ujar API, dikutip dari Reuters.

Sementara data resmi pemerintah mengenai data persediaan minyak di Negeri Paman Sam akan dirilis pada hari ini waktu setempat.

Harga minyak turun ke level terendah enam minggu pada perdagangan kemarin, dengan Brent ditutup pada level terendah sejak 9 Juni di tengah pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah memerintahkan tim perundingan untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata pada Kamis besok. Netanyahu bertemu dengan keluarga warga Amerika yang ditahan di Gaza pada Senin lalu, di mana dia mengatakan syarat-syarat untuk mencapai kesepakatan sudah "matang".

Pelaku pasar di komoditas minyak sebagian besar sudah melupakan konflik baru-baru ini antara Israel dan militan Houthi di Yaman.

"Namun premi risiko harga minyak tetap hampir nol karena pasar telah mengabaikan ketegangan di Timur Tengah sebagai potensi ancaman terhadap pasokan minyak mentah," ungkap analisis Goldman Sachs.

Sementara itu, permintaan bensin di musim panas tidak mengangkat harga. Analis pasar memperkirakan kuartal ketiga akan lebih ketat, dengan persediaan minyak mentah AS menurun selama tiga minggu berturut-turut.

Namun permintaan bensin melemah untuk pekan yang berakhir 12 Juli, turun sebesar 615.000 barel per hari, menurut Administrasi Informasi Energi AS.

Daniel Ghali, ahli strategi komoditas senior di TD Securities, mengatakan ekspektasi permintaan terus menurun, sehingga membebani kompleks komoditas secara luas.

"Saat ini, risiko pasokan tidak mengimbangi memburuknya sentimen permintaan," kata Ghali. Namun, harga bisa rebound, karena posisi sekarang condong secara asimetris ke atas selama beberapa pekan ke depan," kata Ghali dari TD Securities, dilansir dari CNBC International.

Harga juga terpuruk karena berlanjutnya kekhawatiran bahwa pelemahan ekonomi di Chna, di mana negara ini merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia, sehingga lesunya ekonomi China akan melemahkan permintaan minyak global.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stok Minyak AS Anjlok, Harga Minyak Global Lanjut Loyo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular