IHSG Balik Arah Jadi Hijau, Saham-Saham BUMN Ini Jadi Penyelamat
Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada akhir perdagangan sesi I Rabu (17/7/2024), jelang keputusan suku bunga terbaru Bank Indonesia (BI) pada hari ini.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG naik tipis 0,03% ke posisi 7.226,41. IHSG masih berada di level psikologis 7.200 hingga sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 14 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 623.981 kali. Sebanyak 288 saham menguat, 232 saham melemah, dan 254 saham cenderung stagnan.
Beberapa saham menjadi penopang (movers) IHSG pada sesi I hari ini, berikut daftarnya:
Saham telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 15,3 indeks poin.
IHSG cenderung menguat setelah dua hari beruntun mengalami koreksi. Investor akan memfokuskan perhatiannya kepada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada hari ini, utamanya terkait keputusan suku bunga acuan terbaru.
Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 12 lembaga/institusi yang mayoritas memperkirakan BI akan tetap di level 6,25% atau tidak mengalami kenaikan maupun diturunkan pada pertemuan Juli ini. Namun satu suara menunjukkan ada potensi BI rate akan dinaikkan bulan ini.
Chief Economist BRI, Anton Hendranata menyampaikan bahwa tidak ada alasan BI menaikkan suku bunganya pada Juli 2024 ini. Hal ini ia perkirakan mengingat rupiah masihinrangesesuai dengan ekspektasi BI serta cadangan devisa (cadev) yang masih tetap tinggi yakni sebesar US$ 140,2 miliar pada Juni 2024.
Lebih lanjut, Anton juga menyampaikan bahwa keputusan BI rate tak lepas dari suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
"Model ekonometrik menunjukkan bahwa pergerakan suku bunga The Fed berpengaruh signifikan terhadap probabilitas BI rate. Kenaikan suku bunga The Fed akan mendorong peningkatan BI rate dengan probabilitas 76%," ujar Anton dalam Central Banking di CNBC Indonesia(15/7/2024).
Anton juga menjelaskan bahwa data ekonomi AS saat ini mendukung untuk The Fed memangkas suku bunga.
Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang memperkirakan BI masih akan menahan suku bunga untuk mengantisipasi ketidakpastian global dan masa transisi pemerintahan baru.
"BI masih perlu jaga suku bunga sejalan antisipasi ketidakpastian di global election dan transisi ke presiden baru," tutur Hoasianna.
Sebelumnya, pada RDG BI Juni lalu, BI mempertahankan suku bunganya pada level 6,25% yang konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa ditahannya suku bunga acuan ini juga mempertimbangkan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah prospek perekonomian dunia yang lebih kuat.
Ia menganggap, pertumbuhan ekonomi global pada 2024 akan mencapai 3,2% lebih tinggi dari perkiraan awal, terutama karena ditopang baiknya pertumbuhan ekonomi India dan China.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)