
Surplus Neraca Dagang RI Menipis, Dolar Kembali Naik ke Rp16.175

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam dua hari beruntun di tengah rendahnya angka surplus neraca perdagangan periode Juni 2024.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,06% di angka Rp16.175/US$ pada hari ini, Selasa (16/7/2024). Hal ini senada dengan depresiasi kemarin (15/7/2024) sebesar 0,19%.
Sementara DXY pada pukul 15:03 WIB naik 0,09% di angka 104,28. Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin yang berada di angka 104,19.
BPS tercatat surplus neraca perdagangan sebesar US$2,39 miliar pada Juni 2024. Angka ini cenderung lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang surplus US$2,93 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS, Senin (15/7/2024), mengatakan surplus neraca dagang Juni 2024 ini lebih ditopang oleh surplus komoditas nonmigas yaitu US$4,43 miliar, di mana komoditas yang memberikan sumbangan adalah bahan bakar mineral lemak dan minyak hewan nabati, besi baja, dan beberapa komoditas lain.
Menanggapi hal ini, ekonom senior Samuel Sekuritas Indonesia Fithra Faisal menyampaikan bahwa neraca perdagangan Indonesia yang surplus namun di bawah ekspektasi ini dapat melemahkan nilai tukar rupiah. Hal ini akan berdampak pada tekanan pada pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut, saat ini pelaku pasar juga sedang bersikap wait and see perihal data suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang akan dirilis besok (17/7/2024).
Mayoritas pelaku pasar berekspektasi bahwa suku bunga akan ditahan di level 6,25%. Namun Fithra memproyeksikan ada peluang sebesar 70% bahwa BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,50%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Surplus Makin Tipis, Dolar AS Ditutup Naik ke Rp16.165