OJK Beberkan Strategi Bank MNC dan Nobu Buat Memuluskan Merger

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan strategi PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) untuk memuluskan rencana merger dua bank milik konglomerat tersebut. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan bahwa rencana merger antara Bank MNC dan Bank Nobu masih tetap berlanjut dan berproses. Namun perlu disadari bahwa untuk menyatukan dua bank milik Hary Tanoesoedibjo dan James Riady, yang memiliki karakteristik bisnis dan budaya perusahaan berbeda perlu dilakukan secara berhati-hati dan tidak tergesa-gesa.

Baca: Muhammadiyah Mau Akuisisi KB Bank Syariah, Ini Tanggapan Bos OJK

"Agar nantinya menghasilkan bank yang sehat dan mampu berkembang secara berkelanjutan pasca merger. Apalagi secara individual kondisi dan kinerja kedua bank saat ini masih relatif baik dengan permodalan yang sudah di atas ketentuan minimum," kata Dian dalam keterangan tertulis, Senin (15/7/2024).

Dian melanjutkan bahwa komitmen kedua belah pihak untuk melanjutkan proses tersebut tercermin dari telah dilakukannya transaksi cross ownership antara kedua grup usaha masing-masing sebesar 10% beberapa waktu yang lalu. Hal ini juga merupakan sebagai upaya memuluskan jalan menuju merger kedua bank.

Terkait aksi korporasi tersebut, OJK tidak menetapkan batas waktu tertentu. Akan tetapi yang jelas, kata Dian, belum ada informasi mengenai pembatan rencana merger dari kedua bank. 

Sebagai informasi, berdasarkan data KSEI per 8 Mei 2024, entitas usaha MNC Grup PT MNC Land Tbk. (KPIG) tercatat melepas sebanyak 4,44 miliar saham BABP atau sebesar 6,82%. Saham yang dilepas itu berpindah ke entitas usaha Grup Lippo, PT Prima Cakrawala Sentosa, menjadi kepemilikan saham BABP perdananya.

Sementara itu, Prima Cakrawala Sentosa melepas 747,84 juta NOBU atau sebesar 10%. Saham yang dilepas itu berpindah ke KPIG.

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negosiasi Alot, Merger Bank MNC dan Bank Nobu Mundur Lagi