IHSG Loyo & Balik ke Level 7.200 Dibebani Kinerja 5 Saham Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Senin (15/7/2024), setelah hampir tiga minggu mencetak penguatan.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG melemah 0,58% ke posisi 7.285,1. IHSG kembali ke level psikologis 7.200, setelah dua hari bertahan di level 7.300-an.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,2 triliun dengan melibatkan 7,7 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 537.175 kali. Sebanyak 247 saham menguat, 311 saham melemah, dan 218 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor infrastruktur menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,17%.
Selain itu, beberapa saham menjadi penekan (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.
Saham telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 8,2 indeks poin.
IHSG terpantau melemah di sesi I hari ini setelah beberapa hari terakhir mencetak penguatan. Dalam tiga minggu terakhir, IHSG hanya mencetak koreksi selama tiga kali, sisanya menguat. IHSG pun berhasil menyentuh kembali level psikologis 7.300 hanya dalam tiga minggu saja.
Penguatan IHSG yang sudah cukup kencang hingga tiga minggu terakhir pun mematik aksi profit taking investor yang cenderung kembali terjadi pada hari ini.
Investor juga tampaknya sedang wait and see menanti rilis data ekonomi dan agenda penting di dalam negeri pada pekan ini.
Pada hari ini, data neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 telah dirilis. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca dagang Indonesia kembali mencetak surplus sebesar US$ 2,39 miliar pada Juni 2024. Ini menandakan surplus sudah terjadi selama 50 bulan beruntun.
"Pada Juni, neraca dagang surplus US$2,39 miliar atau turun US$0,54 miliar secara bulanan, dengan demikian neraca dagang Indonesia telah surplus selama 50 bulan berturut sejak Mei 2020," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (15/7/2024).
Surplus terjadi seiring ekspor yang mencapai mencapai US$20,84 miliar atau tumbuh 1,17% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara impor lebih rendah, yaitu US$ 18,45 miliar. Impor alami kenaikan 7,58% (yoy).
Di lain sisi, investor juga menanti Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan digelar pada Selasa dan Rabu pekan ini dan hasilnya akan diumumkan pada Rabu mendatang.
Menarik untuk dicermati bagaimana pandangan BI terkait kondisi ekonomi terkini, terutama tentang rupiah yang sempat melemah menembus level terpuruk sejak Pandemi Covid-19 dan kini sudah mulai menguat lagi, serta kebijakan suku bunga acuan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)