
Saham WIKA Ambles 5% Pasca Sebulan Terbang 143%

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi BUMN Karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terpantau berbalik arah ke zona koreksi pada perdagangan sesi I Senin (15/7/2024), meski dalam sebulan terakhir masih meroket hingga lebih dari 140%.
Per pukul 09:52 WIB, saham WIKA ambles 5,08% ke posisi Rp 224/saham. Pada perdagangan akhir pekan lalu, WIKA ditutup terbang 15,69% di posisi Rp 236/saham.
Saham WIKA sudah ditransaksikan sebanyak 7.467 kali dengan volume sebesar 150,36 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 34,8 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 8,93 triliun.
Hingga pukul 09:52 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 220/saham menjadi posisi dengan antrean beli terbanyak di sesi I hari ini yakni mencapai 57.683 lot atau sekitar Rp 1,3 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 240/saham menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak di sesi I, yakni mencapai 18.688 lot atau sekitar Rp 448 juta.
Meski saham WIKA mulai berbalik arah kembali ke zona merah setelah pada akhir pekan lalu ditutup terbang lebih dari 15%, tetapi dalam sebulan terakhir, WIKA masih meroket lebih dari 140%, tepatnya meroket 143,01%.
Diketahui, saham WIKA sudah melesat cukup tinggi sejak beberapa hari belakangan.Saham WIKA terpantau mulai bangkit pada perdagangan 20 Juni lalu. Setelah itu, WIKA mencetak penguatan selama tiga hari beruntun. Kemudian pada perdagangan 25-27 Juni, WIKA cenderung kembali merana.
Sejak penutupan perdagangan 19 Juni lalu di Rp 80/saham sampai dengan perdagangan sesi I hari ini, saham WIKA ternyata sudah meroket 180%.
WIKA yang masih cukup positif meski pada hari ini cenderung merana terjadi karena sahamnya yang dinilai sudah cukup murah secara valuasi, sehingga mematik investor untuk kembali memburunya.
Di lain sisi, sentimen yang membaik juga menjadi penopang saham WIKA beberapa hari belakangan. Hal ini terjadi setelah WIKA mendapatkan tambahan modal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2 triliun.
Padarapat kerja (raker) Komisi VI DPR RI bersama Menteri BUMN Erick Thohir, menyetujui usulan PMN kepada 16 perusahaan BUMN dengan total Rp 44,24 triliun. Dari total tersebut, Rp 5,65 triliun di antaranya resmi akan mengalir kepada tiga emiten BUMN karya, termasuk diantaranya WIKA.
WIKA mengajukan PMN sebesar Rp 2 triliun untuk tahun anggaran 2025 yang diperlukan untuk menyelesaikan delapan proyek strategis, baik proyek baru maupun yang masih berjalan.
Proyek-proyek tersebut antara lain pembangunan Tol Serang-Panimbang Seksi 2 senilai Rp 5,5 triliun dengan alokasi PMN Rp 600 miliar, serta Jalan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) kawasan pertahanan dan keamanan senilai Rp 1,35 triliun dengan rencana alokasi PMN Rp 100 miliar.
Sementara proyek WIKA lainnya yakni pembangunan jaringan interkoneksi instalasi pengolahan air Sepaku di Ibu Kota Nusantara (IKN), jalan Tol Semarang-Demak 1B, proyek Terminal II Bandara Hang Nadim di Batam.
Selanjutnya, anggaran PMN tersebut juga rencananya akan digunakan untuk pembangunan LPG Refrigerated Tuban Fase II di Jawa Timur, revitalisasi Dermaga Gospier di Integrated Terminal Surabaya, dan pembangunan Jetty I Baru di Integrated Terminal Manggis di Bali.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca Masuk MSCI, Saham Wijaya Karya (WIKA) Sudah Melesat Nyaris 40%
