
Rupiah Terkapar, Konsumen & Pengembang Properti Sama-sama Merana!
Jakarta, CNBC Indonesia- Tren pelemahan nilai tukar Rupiah terus berlangsung di tengah ketidakpastian arah pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed.
Depresiasi Mata uang Garuda yang mencapai 6% (ytd) dan berada di level Rp16.200-an per Dolar AS turut berdampak ke sejumlah sektor usaha, termasuk properti.
Senior Director Head of Advisory Group JLL Indonesia, Vivin Harsanto mengatakan pelemahan Rupiah akan memberi efek ke dua sisi terkait properti yakni konsumen maupun pengembang. Hal ini terkait pelemahan daya beli hingga kenaikan harga bahan baku impor serta potensi kenaikan beban utang dalam bentu valas yang harus ditanggung pengembang properti.
Seperti apa dampak pelemahan Rupiah terhadap sektor properti? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Senior Director Head of Advisory Group JLL Indonesia, Vivin Harsanto dalam Property Point, CNBC Indonesia (Rabu, 110/07/2024)

-
1.
-
2.
-
3.