Pasar Respons Sabda Powell, IHSG Dibuka Menguat Lagi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
03 July 2024 09:32
Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan sesi I Rabu (3/7/2024), di tengah keyakinan pelaku pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) tetap akan memangkas suku bunganya dua kali tahun ini.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,31% ke posisi 7.147,36. Selang 24 menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung naik tipis menjadi terapresiasi 0,32% ke 7.147,85. Sekitar pukul 09:11 WIB, IHSG sempat menguat 0,54% ke 7.163,39.

Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,4 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,6 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 148.869 kali.

IHSG kembali menguat setelah kemarin ditutup di zona merah. Menguatnya kembali IHSG di awal sesi I hari ini terjadi di tengah keyakinan pelaku pasar bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tetap akan memangkas suku bunganya dua kali tahun ini, meski Ketua The Fed, Jerome Powell perlu melihat lebih banyak lagi sebelum mengubah kebijakan.

"The Fed masih memerlukan lebih banyak data sebelum memangkas suku bunga untuk memastikan bahwa inflasi yang lebih lemah baru-baru ini memberikan gambaran sebenarnya tentang apa yang terjadi pada tekanan harga," kata Powell dalam pidatonya di FOMC minutes Selasa (2/7/2024) kemarin.

Data pada Mei menunjukkan ukuran inflasi pilihan The Fed tidak meningkat sama sekali pada bulan tersebut, sementara tingkat kenaikan harga dalam 12 bulan telah surut menjadi 2,6%, masih di atas target bank sentral sebesar 2% namun masih dalam tahap penurunan.

"Kami hanya ingin memahami bahwa tingkat yang kami lihat adalah gambaran sebenarnya tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan inflasi dan kami ingin lebih percaya diri, dan sejujurnya karena perekonomian AS kuat... kami mempunyai kemampuan untuk mengambil waktu kami," ujar Powell pada konferensi kebijakan moneter di Portugal yang disponsori oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB).

The Fed telah mempertahankan suku bunga kebijakan acuannya stabil di kisaran 5,25%-5,5% sejak bulan Juli lalu, namun para pejabat masih memperdebatkan kapan harus melonggarkan kebijakan moneter karena inflasi kembali ke target bank sentral sebesar 2%.

Inflasi masih lebih dari setengah poin persentase di atas target tersebut, menurut indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang disukai The Fed, dan digambarkan sebagai "meningkat" dalam pernyataan kebijakan bank sentral tanggal 12 Juni.

Namun, data terkini mengenai inflasi dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan menunjukkan bahwa tekanan harga mungkin akan semakin berkurang, dan investor mengantisipasi penurunan suku bunga awal sebesar seperempat poin persentase pada pertemuan The Fed tanggal 17-18 September.

Bagi banyak pejabat, hal ini menjadi argumen yang mendukung untuk bersabar dan menunggu lebih lama untuk melakukan penurunan suku bunga pertama.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular