
BUMN Ini Terancam Suntik Mati tapi Minta Duit ke Negara, Buat Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu perusahaan pelat merah PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) atau VTP tengah mengajukan penyertaan modal negara (PMN) dari barang milik negara (BMN). Padahal, perusahaan ini tengah dilanda isu suntik mati.
Direktur Utama VTP Adi Nugroho tak menampik adanya isu miring tersebut. Meski demikian, adanya PMN tersebut diharap menjadi titik balik perusahaan yang saat ini dikabarkan mau tutup.
"Mudah-mudahan pada kesempatan ini, dengan adanya PMPP ini mungkin menjadi titik balik dari VTP yang tadinya mungkin ada isu penutupan menjadi langkah maju ke depannya," Adi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa, (2/7/2024).
Adi pun mengaku belum pernah diminta atau diajak berbicara terkait dengan pembubaran usahanya oleh Kementerian BUMN. Pihaknya justru baru saja menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
"Bahkan beberapa waktu lalu kami masih menyusun RJPP untuk lima tahun ke depan. Kami masih optimis kami akan bertumbuh," ucap Adi.
Ia juga menyebutkan, pihaknya berhasil menyulap posisi keuangan negatif sejak 2019-2022 menjadi positif pada 2024.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, dari total 14 BUMN sakit, 6 di antaranya terancam dibubarkan. Mereka adalah PT Indah Karya (Persero), PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), dan PT Semen Kupang.
"Yang potensi minimum operasi itu sebenarnya more than likely akan kita setop, apakah nanti lewat likuidasi atau pembubaran BUMN, sepertinya ke sana ujungnya," kata dalam rapat panja dengan Komisi VI DPR, Senin (24/6).
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar BUMN Sakit: 4 Potensi Selamat, 6 Terancam
