Waduh, Citigroup Jadi Tempat Favorit Kriminal Cuci Uang

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
02 July 2024 16:45
Citigroup
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Ternyata, raksasa keuangan Amerika Serikat (AS) Citigroup menjadi tempat favorit para penyelundup narkoba untuk mencuci uang. Alasannya, karena para pihak tak bertanggung jawab itu yakin bank itu "lebih menguntungkan", dengan pengendalian penipuan yang kurang kuat.

Mengutip Financial Times, Selasa (2/6/2024), pejabat senior penegak hukum AS mengungkapkan hal tersebut. Dalam dakwaan yang diumumkan pekan lalu, jaksa AS merinci bagaimana dua warga California, yang diduga bekerja dengan kartel Sinaloa yang terkenal kejam, menyimpan puluhan ribu dolar melalui ATM Citi.

Setidaknya pada tiga kesempatan terpisah pada bulan Januari 2021, mereka diduga memasukkan uang tunai ilegal senilai hampir US$36.000 ke dalam mesin, beberapa ratus dolar sekaligus, dan hanya menunggu satu atau dua menit di antara setiap transaksi.

Jaksa mengklaim, dengan membagi jumlah tersebut menjadi puluhan simpanan yang lebih kecil, jumlah tersebut tetap berada di bawah ambang batas US$10.000 yang mengharuskan bank melaporkan transaksi tunai ke Departemen Keuangan AS.

Pejabat Badan Penegakan Narkoba AS atau Drug Enforcement Administration (DEA) mengatakan kepada Financial Times bahwa keduanya, yang diduga menjadi bagian dari jaringan kriminal besar yang menghasilkan setidaknya US$50 juta hasil penjualan fentanil dan sabu di AS, menjelajahi beberapa bank sebelum memilih Citi.

"Ada bank yang kurang memberikan perhatian dibandingkan bank lain," ucap pejabat senior itu.

Pejabat senior DEA yang kedua berkata: "Saya akan menyebutkan satu [bank]. Ada dua contoh di mana dalam penyelidikan ini kami mendapati kurir uang melakukan 24 kali penyetoran berturut-turut dengan jumlah total US$16.000 ke ATM Citibank... Total ada 15 setoran berturut-turut dengan jumlah total US$20,000 juga ke ATM Citibank... Mereka mencari tahu tempat-tempat yang lebih menguntungkan bagi mereka."

Menurut pejabat DEA, meskipun tidak ada persyaratan pelaporan untuk masing-masing transaksi, pola simpanan seharusnya menimbulkan kecurigaan.

Kedua kriminal tersebut, Guillermo Zambrano dan Luis Belandria-Contreras disebut tentu berusaha untuk menjaga [deposito] di bawah ambang batas agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Tetapi saya membayangkan bahwa 24 deposito berturut-turut dari nasabah yang, total US$16.000 akan memicu semacam peringatan", pejabat senior itu menambahkan.

Mengaku tidak bersalah

Pengacara Belandria-Contreras tidak menanggapi permintaan komentar. Pengacara Zambrano, John Targowski, mengatakan kliennya terlibat dalam dugaan tindakan tersebut hanya karena dia terlilit utang dan diancam akan diculik oleh anggota kartel, dan bahwa dia bermaksud untuk "mengejar pembelaan atas paksaan."

Citi menolak mengomentari kasus spesifik ini, dengan alasan persyaratan kerahasiaan seputar pelaporan transaksi. Bank tersebut mengatakan pihaknya memiliki "kebijakan anti pencucian uang yang kuat."

"Ketika kami menemukan bukti aktivitas tersebut, kami memberitahu pihak berwenang sebagaimana diperlukan dan sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan apa pun melalui proses hukum yang sesuai," tambah Citi.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Citibank Tutup Cabang Terakhir di Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular