IHSG Dibuka Bergairah Lagi, Berhasil Sentuh Level 7.100
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka cerah pada perdagangan sesi I Senin (1/7/2024) dan kembali menyentuh level psikologis 7.100.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,25% ke posisi 7.081,38. Selang 22 setelah dibuka, penguatan IHSG kian bertambah yakni menanjak 0,83% ke 7.122,49.
Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 2,4 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,2 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 141.326 kali.
IHSG kembali menguat, melanjutkan penguatannya yang sudah terjadi sejak Rabu pekan lalu. Jika memasukan perdagangan awal sesi I hari ini, maka IHSG sudah menguat selama dua hari beruntun.
Bahkan pada awal sesi I hari ini, IHSG berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.100, di mana IHSG terakhir berada di level psikologis ini pada perdagangan 29 Mei lalu.
IHSG yang kembali menguat terjadi di tengah mulai diliriknya kembali pasar saham Tanah Air oleh investor asing dalam beberapa hari terakhir dan kebangkitan saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big cap), terutama saham perbankan raksasa.
Pada pekan terakhir Juni, tercatat beli bersih asing senilai Rp499,99 miliar. Ini merupakan pekan ketiga secara beruntun terjadiinflowdi pasar saham.
Meskipun dana asingbelum jor-joran masuk ke pasar saham Indonesia, namun IHSG mampu kembali ke level psikologis 7.000 pada akhir pekan lalu. Tentu saja ini menjadi tanda bahwa kekhawatiran investor asing mereda.
Sementara itu menurut data Bank Indonesia berdasarkan data transaksi 24-27 Juni 2024, asingtercatat beli neto Rp 19,69 triliun terdiri dari beli neto Rp 8,30 triliun di pasar SBNdan Rp 9,16 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Pada hari ini di dalam negeri, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) periode Juni 2024 telah dirilis.
S&P Global melaporkan PMI manufaktur Indonesia pada bulan lalu terpantau turun ke angka 50,7, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 52,1. Meski menurun, tetapi PMI manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansif.
PMI menggunakan angka 50 sebagai garis pemisah. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi ekonomi. sementara angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi ekonomi.
Selain data manufaktur, dari dalam negeri juga ada data inflasi periode Juni 2024 yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan kembali naik atau mengalami inflasi pada Juni 2024 setelah mencatat deflasi pada Mei 2024. Kenaikan dipicu oleh biaya sekolah anak dan kenaikan harga cabai.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi Juni 2024 diperkirakan menembus 0,07% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Sedangkan inflasi secara tahunan diperkirakan akan melandai menjadi 2,74% (year-on-year/yoy) pada Juni 2024 dan inflasi inti diproyeksi diperkirakan ada di angka 1,97% yoy.
Sebagai catatan, IHK turun atau mencatat deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03% (mtm) dan inflasi secara tahunan sebesar 2,84% (yoy).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)