IHSG Perkasa Jelang Akhir Pekan, Ini Pendorongnya

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
21 June 2024 18:27
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau hijau pada perdagangan sesi I Selasa (4/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau hijau pada perdagangan sesi I Selasa (4/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,89% ke level 6.879,98 pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (21/6/2024). Sebanyak 355 saham naik, 192 turun, dan 234 tidak berubah. Pada perdagangan hari ini IHSG mencatat transaksi senilai Rp 18,03 triliun yang melibatkan 22,79 miliar saham dalam 918.687 kali transaksi.

Penutupan IHSG hari ini melanjutkan tren positif kemarin, Kamis (20/6/2024), di mana indeks ditutup naik 1,37% dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,99 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, penguatan IHSG hari ini disebabkan oleh berbagai faktor pendukung yang menjadi angin segara bagi pasar saham Indonesia.

Ia menjelaskan, pelaku pasar global optimis terhadap sentimen dari suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS). Pemangkasan suiu bunga Federal Reserve (The Fed) tetap dilakukan sebanyak dua kali pada tahun ini.

Diprediksi, The Fed masih akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 31 Juli 2024. Seiring dengan hal tersebut pasar melihat peluang The Fed akan menurunkan suku bunganya dua kali dalam tahun ini, yakni pada pertemuan September sebesar 25 basis poin ke 5,00% - 5,25%. Kemudian sekali lagi pada Desember sebesar 25 basis poin ke 4,75%-5,00%.

"Dari eksternal terkait dengan sentimen negatif hawkish The Fed agak mereda," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (21/6).

Sementara, sentimen positif dari domestik yaitu pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang optimistis pertumbuhan ekonomi dalam negeri tetap kuat, meski rupiah dalam tren pelemahan. BI memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2024 akan tumbuh sekitar 4,7-5,5%.

"Dari domestik ada dua faktor. Pertama makronya adalah euforia hasil RDG BI penetapan BI Rate di level yang sama atau statment pak Perry," sebutnya.

Selain itu, IHSG juga ditopang oleh kebijakan Bursa Efek Indonesia yang merevisi aturan Full Call Auction (FCA). Dalam aturan lama, saham yang masuk daftar FCA baru akan keluar setelah 30 hari berturut-turut.

"Kita apresiasi BEI yg merevisi aturan yterkait FCA. Adapun market besar sebaiknya tak dikategorikan FCA dengan ini Alhamdulilah tak dikategorikan FCA sehinggasaham kembali likuid," pungkasnya.


(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular