Kinerja Holding Farmasi BUMN 2023, Pendapatan Turun 28% Rugi Rp 2,17 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Pendapatan holding perusahaan BUMN di sektor farmasi amblas sepanjang tahun 2023. Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya mengatakan, pendapatan turun 28% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 15,2 triliun. Sementara itu holding juga mencatatkan rugi bersih tahun 2023 sebesar Rp 2,17 triliun atau berbalik arah dari catatan laba Rp 1,07 triliun di tahun 2022.
"Hal ini melakukan, merupakan pencapaian RKAP sebesar 80,5% dan terjadi penurunan minus 28%," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI Jakarta, Rabu (19/6).
Ia mengungkapkan, penyumbang terbesar untuk pendapatan masih dari PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF) sebesar Rp 9,9 triliun, Biofarma sebesar Rp 5 triliun dan PT Indofarma Tbk. (INAF) sebesar Rp 524 miliar.
EBITDA perseroan juga menurun dari tahun 2022 yang sebesar Rp 1,9 triliun menjadi negatif Rp 621 miliar sepanjang tahun 2023.
Menurutnya, holding BUMN Farmasi secara konsolidasi pada tahun 2023 mengalami profitability preassure akibat dari penurunan kinerja dari Kimia Farma dan Indofarma, serta adanya normalisasi pendapatan pasca Covid tahun 2019 sampai dengan 2023.
Namun, kata dia, di tahun 2023 telah dilakukan upaya-upaya perbaikan, terutama di beban usaha dan beban keuangan. Peran Biofarma sebagai induk turut untuk membantu Indofarma, khususnya untuk pendanaan-pendanaan yang bersifat operasional.
"Laporan keuangan yang kami susun saat ini masih unauditif, Pak, karena masih proses berlangsung dari grup kami juga," pungkasnya.
(fsd/fsd)