
Serang Balik AS, Putin Setop Perdagangan Dolar Cs

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia telah menghentikan perdagangan dolar AS, euro, dan dolar Hong Kong di bursa saham utama negara itu pada Kamis waktu setempat. Mengutip The Wall Street Journal, ini terjadi setelah AS memberlakukan sanksi baru yang bertujuan untuk semakin memperketat mesin perang Moskow.
Menurut Bank of Russia, sesi perdagangan di pasar valuta asing, logam mulia dan derivatif di Bursa Efek Moskow yang berkaitan dengan mata uang tersebut telah ditangguhkan karena sanksi AS. Namun, perdagangan mata uang akan berlanjut di pasar over-the-counter-ketika dua pihak terlibat secara langsung tanpa pengawasan dari bursa.
Adapun Departemen Keuangan AS telah memberikan sanksi kepada bursa Moskow dan penyimpanan sekuritas sentral Rusia yang menyediakan layanan rekening bank, pendaftaran perdagangan bebas, dan layanan manajemen likuiditas.
"Kami meningkatkan risiko bagi lembaga keuangan yang berurusan dengan ekonomi perang Rusia dan menghilangkan jalur penghindaran, serta mengurangi kemampuan Rusia untuk mendapatkan keuntungan dari akses terhadap teknologi, peralatan, perangkat lunak, dan layanan TI asing," kata Menteri Keuangan Janet Yellen dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Wall Street Journal, Sabtu (15/6/2024).
Sehubungan dengan aksi Rusia itu, bank sentral di sana mengatakan masyarakat masih bisa membeli dan menjual mata uang tersebut melalui bank-bank Rusia dan simpanan tetap aman. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam komentarnya yang dimuat oleh kantor berita Rusia TASS bahwa bank sentral mampu menjamin stabilitas di semua pasar.
Sebelumnya, Pemerintahan Biden pada hari Rabu menetapkan sanksi terhadap lebih dari 300 entitas dan individu dalam upaya mengganggu jaringan dengan negara ketiga di mana Rusia dapat memperoleh teknologi dan peralatan untuk perangnya di Ukraina, kecuali Tiongkok.
Sementara itu, Beijing secara resmi mempertahankan sikap netral atas perang di Ukraina. Hal ini tetap menjadi penopang ekonomi bagi Rusia, memperdalam hubungan dagang yang telah membantu Presiden Rusia Vladimir Putin menstabilkan perekonomiannya meskipun ada sanksi dari Barat.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan langkah-langkah terbaru ini menargetkan tujuh entitas yang berbasis di Tiongkok yang telah memasok barang-barang yang membantu perang Rusia di Ukraina, entitas yang berbasis di Belarus dan lainnya yang berbasis di U.A.E, Turki, Kyrgyzstan, Moldova, dan Singapura yang telah memasok barang-barang penggunaan ganda ke Moskow.
Awal tahun ini, The Wall Street Journal melaporkan bahwa drone dan chip komputer buatan AS semakin banyak mengalir ke Rusia dari Tiongkok melalui jalur perdagangan Asia Tengah yang melewati bekas republik Soviet seperti Kyrgyzstan.
Washington juga memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek-proyek energi Rusia, industri logam dan pertambangan serta produsen sistem senjata dan komponen militer Rusia.
"Tindakan hari ini menyerang sisa pasokan bahan dan peralatan internasional, termasuk ketergantungan mereka pada pasokan penting dari negara ketiga," kata Yellen.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesumbar Putin Soal Ekonomi: Rubel Meroket-Dolar Nyungsep