Haji Hingga Ekonomi AS Bikin Rupiah Tertekan, Dolar Naik ke Rp 16.290

rev, CNBC Indonesia
12 June 2024 15:19
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipengaruhi sentimen yang datang dari dalam negeri maupun eksternal khususnya dari AS.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,03% di angka Rp16.290/US$ pada hari ini, Rabu (12/6/2024). Depresiasi rupiah ini sejalan dengan penutupan perdagangan kemarin, Selasa (11/6/2024) yang melemah sebesar 0,06% dan telah terjadi depresiasi tiga hari beruntun.

Sementara DXY pada pukul 15:10 WIB stagnan di angka 105,23. Angka ini tidak berubah jika dibandingkan penutupan kemarin yang berada di angka 105,23.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengungkapkan pelemahan rupiah saat ini terjadi karena faktor musiman, yakni penyelenggaraan ibadah haji dan pembayaran bunga utang pemerintah dalam mata uang dolar. Selain itu, kata dia, pelemahan Rupiah ini juga terjadi karena pelaku pasar tengah menanti pengumuman data inflasi AS yang akan dilakukan pekan ini.

"Ini minggu penting, artinya market menanti rilis inflasi AS bulan Mei yang diperkirakan secara tahunan akan flat, tapi secara bulanan cenderung lebih rendah," katanya.

Dia mengakui pasar memang agak cemas untuk urusan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed). Apalagi setelah AS mengumumkan data tenaga kerja yang lebih tinggi dari ekspektasi. Rilis data tenaga kerja itu, kata dia, membuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan Fed Fund Rate kembali turun dari yang tadinya 50 basis point pada akhir tahun 2024, menjadi hanya 25 basis poin.

"Dinamika ekspektasi arah suku bunga The Fed ini berdampak juga pada penguatan dolar indeks," kata dia.

Jika suku bunga The Fed berada di level yang cukup tinggi dalam waktu yang lama, maka tekanan terhadap mata uang Garuda akan terus terjadi.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Anjlok buat Money Changer Antre, Segini Harga Jualnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular