Bank Sentral Eropa Pangkas Suku Bunga, Dolar Turun ke Rp16.230/US$

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
07 June 2024 09:33
Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini seiring dengan sentimen positif terkait suku bunga bank sentral.

Merujuk data Refinitiv pada Jumat (7/6/2024) rupiah dibuka di Rp16.230 per dolar AS, naik 0,15% dibandingkan posisi penutupan kemarin.

Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin untuk pertama kalinya sejak 2019 dari level tertingginya sebesar 4,5%.

Suku bunga utama diturunkan menjadi 4,25%, suku bunga fasilitas simpanan menjadi 3,75%, dan suku bunga pinjaman marjinal menjadi 4,5%. Namun, tekanan harga dalam negeri masih tetap tinggi, yang menunjukkan masih adanya tantangan inflasi.

Para pelaku pasar juga mengharapkan The Fed mengikuti jejak dari ECB yang memangkas suku bunganya pada tahun ini.

Mengutip perangkat FedWatch, probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan ini sebesar 99,9%.

Para pelaku pasar melihat kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini terjadi dua kali, yakni pada pertemuan September dan Desember.

Pada pertemuan 18 September 2024, pasar melihat kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Sehingga target suku bunga menjadi 5,00%-5,25%. Kemudian, The Fed akan sekali lagi menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%-5,00% pada pertemuan 18 Desember 2024.

Bank Indonesia juga memiliki andil dalam menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dengan intervensi pasar.

"Terkait NTR kami terus berupaya di tengah gejolak global kami terus menjaga nilai tukar melakukan intervensi di pasar valas," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Komisi XI, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Lebih lanjut, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Edi Susianto mengungkapkan bahwa BI tentunya selalu mengawal dengan masuk pasar untuk memastikan keseimbangan supply demand pasar valas di market, dan rupiah ditutup lebih rendah dari posisi opening hari ini. Hal ini terbukti mampu membuat rupiah berada di zona positif.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran-Israel Makin Panas, Dolar Sudah Tembus Rp 16.275

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular