
IHSG Ditutup Sumringah, 5 Saham Big Cap Ini Jadi Obat Kuatnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (6/6/2024), setelah sempat bergerak cenderung mendatar di sepanjang perdagangan hari ini.
IHSG ditutup menguat 0,39% ke posisi 6.974,9. IHSG sempat melesat lebih dari 1% dan juga sempat menyentuh kembali level psikologis 7.000. Namun sekitar pukul 10:00 WIB, IHSG langsung turun hingga nyaris menyentuh zona merah.
Dari perdagangan pada pukul 11:00 WIB hingga awal sesi II, pergerakan IHSG cenderung mendatar. Kemudian pada pukul 14:00 WIB, IHSG berhasil bangkit perlahan hingga akhir perdagangan hari ini. Meski menguat, tetapi IHSG masih bertahan di level psikologis 6.900
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 8 triliundengan melibatkan 15miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 814.661 kali. Sebanyak 290 saham menguat, 265 saham terkoreksi, dan 230 saham cenderung stabil.
Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 1,23%.
Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penggerak atau movers IHSG. Berikut daftarnya.
Saham perbankan Himbara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi penopang IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 16,1 indeks poin.
IHSG berhasil bergairah di tengah banyaknya sentimen positif terutama dari prospek pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Mengutip perangkat FedWatch, probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan ini sebesar 99,9%.
Para pelaku pasar melihat kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini terjadi dua kali, yakni pada pertemuan September dan Desember.
Pada pertemuan 18 September 2024, pasar melihat kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Sehingga target suku bunga menjadi 5,00%-5,25%. Kemudian, The Fed akan sekali lagi menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%-5,00% pada pertemuan 18 Desember 2024.
Harapan ini didukung oleh sejumlah data tenaga kerja dan performa manufaktur Amerika Serikat yang terlihat lesu.
Data terbaru, laporan Ketenagakerjaan ADP menunjukkan bahwa data penggajian swasta meningkat sebesar 152.000 pekerjaan pada bulan lalu, paling sedikit sejak bulan Januari dan jauh di bawah rata-rata 194.000 pada tahun lalu.
Ekonom yang disurvei olehReutersmemperkirakan lapangan kerja swasta meningkat sebesar 175.000 pada bulan lalu.
Laporan tersebut merupakan indikasi terbaru bahwa pertumbuhan lapangan kerja sedang moderat, namun pasar kerja belum sepenuhnya melemah akibat kenaikan suku bunga sebesar 525 basis poin dari The Fed sejak Maret 2022, meskipun data lain menunjukkan pasar kerja mulai memasuki masa pertumbuhan. keseimbangan yang lebih baik.
Para pejabat The Fed terus mencermati pertumbuhan upah karena inflasi jasa, yang terbukti lebih sulit dikendalikan dalam upaya bank sentral untuk mengembalikan inflasi secara keseluruhan ke target 2%, sangat dipengaruhi oleh biaya upah perusahaan.
The Fed akan mengadakan pertemuan minggu depan pada tanggal 11-12 Juni dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman semalam tetap stabil di kisaran target 5,25% hingga 5,50% sejak bulan Juli.
Para pembuat kebijakan juga akan memperbarui proyeksi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan inflasi dan akan menentukan tingkat suku bunga kebijakan yang mereka anggap tepat untuk jangka pendek dan jangka panjang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an