Market Commentary

IHSG Ditutup Ambruk 2% Lebih, BREN-TPIA-AMMN Biang Keroknya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 05/06/2024 16:30 WIB
Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk lebih dari 2% pada perdagangan Rabu (5/6/2024), di mana dua saham Prajogo Pangestu menjadi penekan IHSG di akhir perdagangan

Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup ambruk 2,14% ke posisi 6.947,67. IHSG pun terkoreksi kembali hingga menyentuh level psikologis 6.900.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 12 triliun dengan volume transaksi mencapai 19 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 172 saham naik, 421 saham turun, dan 192 sisanya cenderung stagnan.


Tercatat sektor bahan baku menjadi penekan paling besar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni hingga mencapai 6,29%.

Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut daftarnya.

Dua saham Prajogo Pangestu menjadi penekan IHSG di akhir perdagangan, dengan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi yang paling besar yakni mencapai 31,6 indeks poin. Selain BREN, ada saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang juga membebani IHSG hingga 29,9 indeks poin.

Tak hanya itu saja, saham pertambangan mineral Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) juga menjadi pemberat IHSG hingga 27,5 indeks poin dan saham perbankan raksasa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga menekan IHSG sebesar 13,7 indeks poin.

Saham BREN kembali membebani IHSG, seperti yang terjadi pada akhir Mei lalu. Bahkan, saham BREN kembali mencetak auto reject bawah (ARB) sejak awal sesi I hari ini. Diketahui dalam beberapa hari terakhir, BREN sudah mencetak ARB sebanyak empat kali. Padahal pada Selasa kemarin, BREN sempat melesat dan mencetak auto reject atas (ARA).

BREN yang masih menggunakan mekanisme perdagangan full call auction (FCA) lagi-lagi membebani IHSG, mengingkat kapitalisasi pasar BREN masih cukup besar yakni mencapai Rp 993,36 triliun, sehingga pergerakannya juga mempengaruhi IHSG.

Di lain sisi, investor juga cenderung menahan selera risikonya karena mereka cenderung wait and see menanti rilis beberapa data penting makro di Amerika Serikat (AS), terutama data tenaga kerja.

Data-data tenaga kerja menjadi petunjuk awal mengenai inflasi AS yang merupakan faktor utama bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan arah kebijakan moneter. Asal tahu saja, The Fed menargetkan inflasi AS 2% agar penurunan suku bunga terjadi.

SementaraIndeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 2,7%secara tahunan (year-on-year/yoy) pada April. Sedangkan inflasi dari indeks harga konsumen (CPI) per April tercatat 3,6% yoy.

Adapun harapan para pelaku pasar angka pengangguran semakin besar atau lowongan pekerjaan tersedia sedikit. Saat pengangguran banyak, tingkat penghasilan warga AS lebih sedikit dan menekan daya beli. Sehingga inflasi bisa turun dan dapat meyakinkan The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga,

Mengutip perangkatFedWatch, probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan ini sebesar 99,9%.

Para pelaku pasar melihat kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini terjadi dua kali, yakni pada pertemuan September dan Desember.

Pada pertemuan 18 September 2024, pasar melihat kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Sehingga target suku bunga menjadi 5,00%-5,25%.

Kemudian, The Fed akan sekali lagi menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%-5,00% pada pertemuan 18 Desember 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG & Rupiah Kompak Lesu, Akhir Pekan Gagal "Happy Weekend"?