Bunga Tinggi & Ekonomi Global Tak Bikin Gentar Bankir RI, Ini Sebabnya

Muhammad Khadafi, CNBC Indonesia
Rabu, 29/05/2024 13:45 WIB
Foto: Ilustrasi OJK (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) melaporkan bankir optimistis kinerja perbankan akan semakin baik pada kuartal II-2024 di tengah ketidakpastian ekonomi global dan era bunga tinggi.

Optimisme tersebut tecermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada triwulan II-2024 yang tercatat sebesar 58 (zona optimistis). Hal ini didorong oleh ekspektasi akan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan diiringi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi meskipun dengan kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif.

Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada kuartal II-2024 juga optimistis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 83. Optimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi bahwa sisi dana pihak ketiga (DPK) akan tetap mampu menyokong meningkatnya penyaluran kredit yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.


"Optimisme kenaikan pertumbuhan kredit pada kuartal II-2024 didorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik setelah Pemilu 2024, adanya momentum hari Raya Idul Fitri dan banyaknya hari libur sepanjang April hingga Juni yang meningkatkan konsumsi masyarakat, serta masih terjaganya daya beli masyarakat," kata Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Aman Santosa, melalui keterangan resmi, Rabu (29/5/2024).

Dari sisi penghimpunan dana, responden memperkirakan bahwa pada kuartal II-2024, DPK juga akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik, usaha bank memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit, dan adanya dana pemerintah yang masuk pada bank daerah.

Survei tersebut  juga menunjukkan bahwa prospek penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) ke depan yang diyakini masih akan tumbuh meskipun sempat melambat pada awal 2024 karena dipengaruhi oleh situasi politik yang belum menentu, sehingga membuat nasabah cenderung wait and see serta menahan diri untuk melakukan pembelian kendaraan bermotor.

Adapun hal yang mendasari keyakinan mayoritas bahwa prospek pertumbuhan KKB ke depan cukup tinggi antara lain dikarenakan potensi pasar otomotif di Indonesia yang masih sangat besar didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal tersebut diyakini akan mendorong terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat yang mana akan berdampak juga terhadap penjualan kendaraan bermotor.

Selanjutnya, dari hasil survei juga diperoleh informasi mengenai dampak permasalahan sektor properti dan real estate di beberapa negara bagi bank-bank di Indonesia yang mana diyakini tidak akan memberikan dampak signifikan baik langsung maupun tidak langsung. Industri real estate dan properti di Indonesia pada tahun 2024 juga diyakini masih akan tumbuh positif seiring dengan permintaan yang terjaga di tengah perbaikan daya beli.

Sementara itu, ketidakpastian kondisi makroekonomi global menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada kuartal II-2024 masih berada pada level pesimis yaitu sebesar 31, terutama disebabkan oleh perkiraan peningkatan BI Rate, pelemahan nilai tukar dan peningkatan inflasi.

Meski demikian, di tengah perkiraan kondisi makroekonomi tersebut, PDB diperkirakan tetap tumbuh didorong oleh konsumsi masyarakat yang diperkirakan meningkat setelah Ramadan seiring dengan adanya pembagian Tunjangan Hari Raya untuk perayaan Hari Raya Idul Fitri dan adanya banyak hari libur pada tiga bulan kedua tahun ini. 

Survei Orientasi Bisnis Perbankan kuartal II-2024 melibatkan 95 bank. Berdasarkan data Maret 2024, porsi aset 95 bank tersebut mencapai sebesar 94,67% dari total aset bank umum.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bankir Putar Otak Genjot Kredit Saat Daya Beli & Ekonomi Lesu