
Saham BREN Naik 154% Dalam Empat Bulan, Emiten Prajogo Dicecar Bursa

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), naik tinggi dalam beberapa waktu terakhir.
Bila dibandingkan dengan harga terendah tahun ini pada 15 Januari 2024, BREN sudah terbang lebih dari dua kali lipat atau tepatnya 153,95% ke level Rp 11.250.
Harga saham yang meroket membuat kapitalisasi pasar-nya kini mencapai yang tertinggi di bursa, mencapai Rp1.501,75 triliun. Melengserkan posisi BBCA di urutan teratas yang telah mengisi posisi tersebut selama bertahun-tahun.
Tahta tertinggi tersebut, sebenarnya pernah dicapai BREN sejak dua bulan listing di bursa. Tepatnya pada 8 Desember 2023, sekitar pukul 10.40 WIB harga saham BREN melesat ke posisi Rp8.100 per lembar membuat market cap melonjak jadi Rp1.083,67 triliun.
Pada saat itu market cap BBCA yang berada di Rp1.078,66 triliun terlampaui. Setelah 20 tahun kinerja BBCA disalip oleh BREN yang baru melantai dua bulan.
Jika melihat pergerakan harga saham BREN sejak listing bisa dibilang sangat volatil, harga meroket drastis dalam dua bulan menembus Rp 8.000 per lembar, tetapi dua pekan setelahnya malah anjlok hingga ke level Rp 4.000 per lembar, turun lebih dari 50%.
Meski begitu, harga saham kemudian bangkit lagi dalam tiga bulan terakhir ini dan memecahkan rekor level tertinggi-nya sejak IPO.
Bursa Efek Indonesia merespons dengan melakukan suspensi terhadap saham BREN. Pasalnya kenaikan saham BREN juga terjadi saat investor ritel menciut dan volume transaksi perdagangan menurun.
Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BREN mengatakan bahwa peningkatan harga dan volume transaksi yang terjadi dalam 2 bulan terakhir ditengarai akibat masuknya saham Perseroan ke dalam S&P Global Clean Energy Index & iShares Clean Energy pada tanggal 19 April 2024.
"Terdapat inflow dari ETF sebesar US$ 75 juta atau 150 juta saham," tulis manajemen, Selasa (28/5).
Sehingga, kepemilikan ETF mengalami peningkatan sampai dengan 187 juta saham pada tanggal 20 Mei 2024.
Manajemen menyebut, perseroan telah mengungkapkan seluruh informasi atau fakta material kepada publik, antara lain melalui Keterbukaan Informasi dengan No. 019/BREN/BOD/IV/2024 tertanggal 3 April 2024 mengenai penyelesaian pengambilalihan 99,99% saham Sidrap 1 dan OMI oleh BWE tertanggal 2 April 2024.
Selain itu, juga mengungkapkan informasi-informasi terbaru yang telah disampaikan oleh Perseroan melalui Public Expose Insidentil tertanggal 13 Mei 2024, antara lain mengenai kinerja operasional dan keuangan, serta strategi perusahaan.
Di sisi lain, BREN juga menyebut, bahwa menurunnya volume transaksi perdagangan Perseroan tanpa disertai dengan penurunan harga disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut di antaranya, energi baru terbarukan merupakan sektor yang sedang mendapat perhatian luas secara global dan sangat diminati.
"Saat ini tidak banyak saham di sektor usaha energi terbarukan yang mencatatkan sahamnya di BEI, yang dapat memberikan pilihan kepada investor yang ingin berinvestasi di sektor energi terbarukan," sebutnya.
Selain itu karena keinginan investor untuk memegang saham perseroan dalam jangka panjang, termasuk yang disebabkan oleh adanya kewajiban kepada institusi atau industri tertentu untuk memiliki portofolio investasi di sektor renewables energy.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dicecar Bursa Karena Naik 40,53%, Ini Jawaban Emiten Prajogo (BREN)
