
OJK Buka Suara Dampak Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas Terhadap IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar buka suara mengenai dampak meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang dikhawatirkan dapat menimbulkan gejolak ekonomi global khususnya harga minyak. Namun menurutnya hal ini belum berdampak ke pasar modal Tanah Air.
"Tidak terlihat (dampaknya ke Market)," kata Mahendra merespons pertanyaan wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (22/5/2024).
Namun menurutnya OJK sudah melakukan asesmen mengenai seberapa besar risiko yang terjadi dari gejolak di Timur Tengah. Satu temuan OJK adalah kondisi harga minyak akan berdampak meski belum bisa diprediksi seberapa besar.
"Mulai dari dari Gaza, ketegangan di sana, itu kalau kami sudah lihat risikonya, transmisi, dan lain-lain, nampaknya bisa relatif bisa kita mitigasi dengan baik, yang menjadi persoalan utama seberapa besar kalau itu berdampak ke harga minyak," kata Mahendra.
Namun Mahendra menegaskan asesmen yang dibuat tidak terfokus pada meninggalnya Presiden Iran, melainkan pada gejolak yang terjadi di Timur Tengah.
"Jadi tidak kepada khusus dengan tewasnya Presiden Iran tetapi kepada asesmen menyeluruh dan saya rasa tidak akan beda,"
Diketahui Iran masuk dalam jajaran produsen minyak terbesar di dunia. Negara tersebut berada di urutan ke-7 pada tahun 2023. Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS), pada tahun 2023 Iran mampu memproduksi minyak mentah sebesar 3,6 juta barel per harinya.
Untungnya, sejauh ini, pasar justru tidak terpengaruh oleh negara penghasil minyak utama setelah presiden Iran meninggal dalam kecelakaan helikopter.
Kebijakan perminyakan Iran seharusnya tidak terpengaruh oleh kematian mendadak presiden tersebut karena Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei memegang kekuasaan tertinggi yang berhak memutuskan semua urusan negara.
Mengutip data Refinitiv, harga minyak dunia acuan Brent pada penutupan perdagangan kemarin (21/5/2024) turun 1% ke US$82,88 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tercatat anjlok 0,68% ke US$79,26 per barel.
Sementara pada perdagangan hari ini (22/5/2024) hingga pukul 09.30 WIB minyak Brent terpantau melemah 0,63% ke% US$82,36 per barel dan WTI anjlok 1,14% ke US$78,12 per barel.`
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Ungkap Situasi Ekonomi RI Terkini, Minta Semua Waspada!
