Market Commentary

Saham Bank Raksasa Balik Merana Lagi, Saatnya Serok?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 May 2024 11:47
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan terpantau turun pada perdagangan sesi I Selasa (21/5/2024), balik arah setelah beberapa hari sebelumnya kompak naik.

Per pukul 11:30 WIB, kelima saham bank raksasa terkoreksi pada sesi I hari ini, dengan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi yang paling parah koreksinya yakni mencapai 3,95% ke posisi Rp 6.075/unit.

Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling minor koreksinya pada sesi I hari ini, yakni melemah 0,26% menjadi Rp 9.450/unit.

Saham bank raksasa kembali menjadi penekan terbesar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi I hari ini, setelah beberapa hari sebelumnya menjadi penopang IHSG. Saham BMRI menjadi pemberat terbesar yakni mencapai 22,75 indeks poin.

Berikut pergerakan saham bank raksasa pada sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Mandiri (Persero)BMRI6075-3,95%
Bank Negara Indonesia (Persero)BBNI4830-3,01%
Bank Syariah IndonesiaBRIS2410-2,43%
Bank Rakyat Indonesia (Persero)BBRI4740-1,66%
Bank Central AsiaBBCA9450-0,26%

Sumber: RTI

Koreksinya kembali saham perbankan raksasa terjadi karena investor cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan Rabu besok.

BI akan melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini dan besok. Hal ini akan menjadi perhatian pelaku pasar salah satunya yang ditunggu yakni suku bunga acuan.

Sebelumnya pada April 2024, BI cukup mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) ke level 6,25%.

"Rapat dewan Gubernur memutuskan menaikkan BI rate," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (24/4/2024).

BI mengungkapkan alasan kenaikan suku bunga tersebut karena untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 plus minus 1% 2024 2025 sejalan dengan stance kebijakan prostabilitas.

Meski kembali merana, tetapi fundamental saham perbankan dinilai masih cukup baik, disertai valuasi saham perbankan besar sudah cukup murah akibat penurunan saham dalam beberapa waktu lalu.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dividen di Depan Mata, Saham BCA, BRI, BRIS Hingga Mandiri Ngegas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular