
IHSG Menuju 7.400-an, 5 Saham Big Cap Ini Jadi Penggeraknya

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali bergairah pada perdagangan sesi I Senin (20/5/2024), di tengah masih optimisnya pasar meski pada pekan ini perdagangan pasar keuangan RI hanya berlangsung selama tiga hari.
Per pukul 09:52 WIB, IHSG menguat 0,42% ke posisi 7.348. IHSG pada hari ini cenderung bertahan di level psikologis 7.300.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 3,5 triliun dengan volume transaksi mencapai 5,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 349.965 kali.
Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,94%.
Selain itu, beberapa saham menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.
Saham perbankan Himbara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 8,2 indeks poin.
IHSG kembali menguat di perdagangan awal pekan ini, meski pada pekan ini perdagangan pasar keuangan RI kembali hanya berlangsung selama tiga hari, karena adanya libur panjang Hari Waisak.
Diperkirakan volatilitas IHSG cenderung kembali terjadi di perdagangan pekan ini. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa IHSG akan kembali membentuk tren bullish, karena investor masih optimis setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) tumbuh moderat sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Di pekan ini, beberapa data dan agenda yang akan dirilis atau digelar akan diantisipasi oleh pelaku pasar, mulai dari keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) hingga Federal Open Meeting Committee (FOMC) minutes.
BI akan melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG). Hal ini akan menjadi perhatian pelaku pasar salah satunya yang ditunggu yakni suku bunga acuan.
Sebelumnya pada April 2024, BI cukup mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6,25%.
"Rapat dewan Gubernur memutuskan menaikkan BI rate," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (24/4/2024).
BI mengungkapkan alasan kenaikan suku bunga tersebut karena untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 plus minus 1% 2024 2025 sejalan dengan stance kebijakan prostabilitas.
Diketahui rupiah melemah tajam dalam beberapa waktu terakhir. Dolar AS sempat menyentuh Rp16.200.
Kemudian pada Kamis mendatang, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menyelenggarakan Federal Open Meeting Committee (FOMC) minutes.
Pelaku pasar membutuhkan banyak wawasan tentang pemikiran pejabat The Fed seputar kebijakan moneter sambil menunggu pertemuan berikutnya di bulan Juni.
Menjelang FOMC minutes tersebut, beberapa pejabat The Fed akanspeech, seperti Barkin, Waller, Williams, Bostic, dan lainnya.
Setiap pernyataan yang disampaikan pejabat The Fed ini akan memberikan dampak bagi pasar keuangan global.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an