Ekonomi RI Belum Tumbuh Maksimal, Bagaimana Nasib Rupiah?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
Rabu, 08/05/2024 08:30 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah lagi terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi dianggap belum maksimal dan sikap asing masih melakukan aksi jual.i

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan Selasa (7/5/2024) rupiah ditutup melemah 0,12% ke posisi Rp16.040/US$. Hal ini mematahkan tren penguatan rupiah tiga hari beruntun.


Pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi yang berada di atas ekspektasi pasar, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2024 sebesar 5,11% yoy ternyata belum maksimal. Mesin pertumbuhan ekonomi diyakini masih bisa menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi.

Ajib Hamdani, Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, mengatakan pertumbuhan 5,11% belum maksimal karena pada rentang masa ini, terjadi fluktuasi inflasi yang memberikan tekanan terhadap daya beli masyarakat.

Selanjutnya, dia menilai dibutuhkan insentif moneter, insentif fiskal, maupun regulasi yang pro dengan pertumbuhan dan pro dengan pemerataan.

Dalam konteks moneter, tingkat suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 6,25% cenderung tidak ideal dan memerlukan penyesuaian.

Selain itu, asing terpantau masih terus berjualan. Sebut saja, di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), asing mencatatkan net sell sebanyak Rp714,39 miliar di keseluruhan pasar pada Selasa kemarin.

Faktor repatriasi dari dividen masih menjadi penyeret asing keluar dari pasar keuangan RI. Hal ini juga bisa berimplikasi pada rupiah yang semakin tertekan dalam jangka pendek.

Teknikal Rupiah

Gerak rupiah dalam basis waktu per jam terpantau mulai terkonsolidasi dari support Rp15.980/US$ sampai resistance Rp16.100/US$.

Jika pelemahan masih berlangsung, maka peluang menuju resistance lebih tinggi. Sebagai informasi, resistance tersebut didapatkan dari garis rata-rata selama 200 jam atau Moving Average/MA 200.

Sementara untuk support didapatkan dari garis lurus yang ditarik dari low candle intraday pada 6 Mei 2024.

Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS