
5 Saham Bank Raksasa 'Ngamuk', IHSG Langsung Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan raksasa secara mayoritas berhasil menguat pada perdagangan sesi I Kamis (4/4/2024), setelah beberapa hari terakhir terkoreksi.
Per pukul 09:43 WIB, dari lima saham bank raksasa, terpantau empat saham sudah melesat lebih dari 1%, sedangkan satu saham menguat kurang dari 1%.
Adapun saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling kencang penguatannya pada sesi I hari ini, yakni melonjak 2,1% ke posisi Rp 9.725/unit. Sedangkan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi yang paling minor penguatannya yakni menguat 0,47% menjadi Rp 5.350/unit.
Berikut pergerakan saham bank raksasa pada sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Central Asia | BBCA | 9725 | 2,10% |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 2690 | 1,89% |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 5725 | 1,78% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 6875 | 1,48% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | 5350 | 0,47% |
Sumber: RTI
Saham perbankan raksasa berhasil bangkit setelah sempat terkoreksi dalam beberapa hari terakhir. Investor tampaknya mulai kembali memburu saham perbankan pada hari ini.
Sebelumnya, beberapa pengamat menilai saham perbankan yang sudah mulai lesu terjadi karena pesta sentimen dividen yang telah usai. Hal ini diungkap oleh Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta.
"Bisa jadi euforia pembagian dividen mulai mereda," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (1/4/2024).
Terkait dengan pemilu, sejauh ini berjalan dengan aman dan damai. Meski dalam perkembangan terdapat hak angket di DPR dan sengketa melalui Mahkamah Konstitusi (MK), tetapi dia menilai stabilitas politik dan keamanan relatif baik.
Terpisah, praktisi pasar modal Hans Kwee mengatakan bahwa kemungkinan besar saham bank jumbo mengalami koreksi, mengikuti tren IHSG yang masih cenderung lesu karena dampak sengketa pemilu.
"Dari global pasar cukup positif. Data PCE AS, data manufaktur China naik, harusnya IHSG rebound. Kalau tidak naik kemungkinan besar karena sengketa pemilu," katanya.
Akan tetapi dia menilai dampak sengketa pemilu terhadap pasar saham biasanya hanya jangka pendek.
CNBC Indonesia Research
Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Saham Bank Raksasa Ini Diskon Gede-Gedean, Saatnya Serok?
