Konsulat Iran Dibom Israel, Harga Minyak Terus Merangkak Naik

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 03/04/2024 09:28 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah terpantau cenderung mendatar pada perdagangan Rabu (3/4/2024), meski ada penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan dan meningkatnya ketegangan geopolitik membuat kekhawatiran investor tentang berkurangnya pasokan.

Per pukul 09:02 WIB, harga minyak mentah jenis Brent naik tipis 0,01% ke posisi harga US$ 88,93 per barel. Namun untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) cenderung turun tipis 0,05% menjadi US$ 85,11 per barel.


Pada perdagangan Selasa kemarin, harga minyak mentah kembali melesat, dengan Brent ditutup melesat 1,72% ke US$ 88,92 per barel, sedangkan WTI melonjak 1,72% ke US$ 85,15 per barel.

Baik Brent maupun WTI, harganya telah naik ke level tertinggi sejak Oktober 2023 pada hari sebelumnya.

Persediaan minyak mentah AS turun 2,3 juta barel pada pekan lalu, lebih tinggi dari perkiraan penurunan 1,5 juta barel oleh para analis dalam survei Reuters. Data pemerintah AS akan dirilis pada malam hari ini.

Sementara dari Meksiko, perusahaan energi setempat yakni Pemex juga mulai memperketat pasokan, meminta unit perdagangannya untuk membatalkan ekspor minyak mentah hingga 436.000 barel per hari pada bulan ini karena perusahaan tersebut bersiap untuk memproses minyak dalam negeri di kilang baru Dos Bocas.

Di lain sisi, panel menteri OPEC+ kemungkinan tidak akan merekomendasikan perubahan kebijakan produksi minyak pada pertemuan hari ini.

Dolar AS juga melemah terhadap sejumlah mata uang pada hari ini, membantu mendukung permintaan komoditas dalam denominasi dolar seperti minyak mentah.

Dari segi geopolitik, sebuah pesawat tak berawak Ukraina menyerang salah satu kilang minyak terbesar di Rusia dalam sebuah serangan yang awalnya dikatakan Rusia dapat ditangkis.

Rusia, salah satu dari tiga produsen minyak terbesar dunia dan salah satu eksportir produk minyak terbesar, telah menghadapi serangan Ukraina terhadap kilang minyak dan juga menyerang infrastruktur energi Ukraina.

Namun, ketegangan baru di Timur Tengah menjadi penopang harga minyak kemarin. Sebuah rudal Israel berhasil mengenai Kantor Konsulat Iran di Damaskus. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan 11 orang tewas dalam serangan itu.

Iran mengatakan bahwa beberapa diplomat lama tewas bersama Brigjen Mohammad Reza Zahedi dan wakil Zahedi, Jenderal Haji Rahimi. Dilaporkan juga bahwa Brigjen Hossein Amirollah, kepala staf umum pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon, termasuk di antara korban.

Iran pun bersumpah akan membalas dendam kepada Israel atas serangan udara terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?