
Rupiah Melemah ke Rp15.780/US$, Sentuh Level Terendah Dalam Dua Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah dibuka melemah menyentuh level terendah sejak 29 Januari 2024. Pelemahan rupiah menembus level psikologis Rp 15.780/US$ pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (25/3/2024).
Anjloknya rupiah di awal perdagangan terjadi di tengah sentimen gugatan hasil pemilu yang dilayangkan dari tim sukses (timses) pasangan nomor urut 01 dan 03, yang berpotensi mendorong larinya dana asing dari RI dan kenaikan indeks DXY, dan berbagai sentimen lainnya.
Pada penutupan perdagangan Jumat (22/3/2024), rupiah berakhir di level Rp15.775/US$1.
Melansir dari data Refinitiv, pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini melemah 0,03%. Koreksi ini menjadi terjadi sebanyak dua hari perdagangan terakhir beruntun.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus terjadi, dipicu oleh menguatnya indeks dolar AS (DXY) yang menembus level 104. Pada penutupan pekan lalu, DXY berhasil naik 0,84% menjadi 104,28 pada pukul 14:51 WIB. Kenaikan ini signifikan dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang berada di angka 103,41.
Kenaikan DXY diduga dipicu oleh penurunan suku bunga Bank Sentral Swiss (SNB), yang kemudian mengkhawatirkan prospek kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed). SNB memotong suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin menjadi 1,50%, tindakan pertama sejak awal pandemi Covid-19. Sementara The Fed mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,50%, tanpa memberikan indikasi kapan akan melakukan pemangkasan.
Data terbaru dari AS menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, dengan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS mencapai level tertinggi dalam 21 bulan, yaitu 52,5 pada Maret 2024. Hal ini mengalahkan perkiraan pasar sebesar 51,7, menurut perkiraan awal. Ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed kemudian melemah, dengan para pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 66,5% pada bulan Juni.
Sentimen politik dalam negeri juga mempengaruhi nilai tukar rupiah, terutama setelah dua kubu pasangan calon presiden menggugat hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Mahkamah Konstitusi. Kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD telah mengajukan gugatan terkait keputusan KPU.
Tak hanya itu, capital outflow yang meningkat juga memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Data Bank Indonesia menunjukkan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 6,68 triliun dalam transaksi 18-21 Maret 2024, berbanding terbalik dengan net buy sebesar Rp 21,72 triliun pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, mendekati payday serta Tunjangan Hari Raya (THR) dan repatriasi dividen, diperkirakan akan membuat rupiah bergerak volatil. Bulan Ramadhan juga diprediksi akan menjadi bulan belanja ritel terbesar sepanjang tahun, dengan total belanja diperkirakan mencapai US$ 70 miliar menurut survei World Bank. Dalam konteks ini, prospek nilai tukar rupiah akan terus menjadi perhatian pelaku pasar dan pengamat ekonomi dalam beberapa waktu mendatang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Lantik Tiga Wakil Menteri Baru, Bisa Jadi Obat Kuat Buat Rupiah?