The Fed Masih Tahan Suku Bunga, Bursa Asia Pasifik Terkoreksi

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
25 March 2024 08:50
A panel displays the closing morning trading Hang Seng Index outside a bank in Hong Kong, China February 6, 2018. REUTERS/Bobby Yip
Foto: Bursa Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik bergerak beragam dengan didominasi di zona merah pada pembukaan perdagangan Senin (25/3/2024).

Indeks KOSPI Korea Selatan, Straits Times Index, dan Shanghai Composite China dibuka lebih rendah, sedangkan Hang Seng Hong Kong mampu menguat tipis.

Pergerakan bursa Asia dipengaruhi oleh komentar para pengambil kebijakan Federal Reserve yang memberikan petunjuk mengenai penilaian ekonomi dan prospek kebijakan suku bunga.

The Fed pada pertemuan terakhir kali mempertahankan suku bunga tidak berubah, dan komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell menunjukkan bahwa pemangkasan akan datang meskipun telah terjadi pembacaan inflasi yang tinggi baru-baru ini yang membuat beberapa investor khawatir terhadap penundaan jadwal pelonggaran.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan kebijakan ke depan termasuk pertumbuhan, inflasi, pengangguran, perkiraan waktu perubahan suku bunga, dan tingkat suku bunga AS yang diharapkan dapat turut menentukan kebijakan dalam waktu dekat.

Gubernur Dewan bank sentral AS (Federal Reserve) Christopher Waller akan berbicara tentang prospek ekonomi di Economic Club of New York Reception, New York City.

Hal ini ditunggu pasar khususnya komentar para pengambil kebijakan Federal Reserve dapat memberikan petunjuk mengenai penilaian ekonomi dan prospek kebijakan FOMC. Faktor-faktor yang harus diperhatikan termasuk pertumbuhan, inflasi, pengangguran, perkiraan waktu perubahan suku bunga fed fund, dan tingkat suku bunga fed fund yang diharapkan dalam waktu dekat.

Di hari yang sama, Inggris akan merilis laju pertumbuhan tahunan PDB untuk kuartal IV-2023 secara final dan menurut konsensus diperkirakan terkontraksi 0,2%.

Selain itu, AS juga akan merilis laju pertumbuhan PDB secara final di kuartal IV-2023 dan diperkirakan berada di angka 3,2% atau lebih rendah dibandingkan kuartal III-2023 yang jauh lebih tinggi yakni 4,9%.

Pada Jumat (29/3/2024), AS akan merilis inflasi (PCE) yang diperkirakan masih stagnan di level 2,4% yoy untuk periode Februari 2024.

Data PCE ini menjadi salah satu pertimbangan utama bagi The Fed untuk menurunkan suku bunganya. Jika data PCE menurun, maka probabilitas The Fed dalam memangkas suku bunga akan lebih besar.

Di akhir pekan depan, Ketua The Fed Jerome Powell akan berpartisipasi dalam diskusi yang dimoderatori di hadapan Konferensi Makroekonomi dan Kebijakan Moneter Federal Reserve Bank of San Francisco.

Komentar Ketua The Fed dapat memberikan petunjuk, atau bahkan panduan spesifik, mengenai penilaian ekonomi dan prospek kebijakan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan termasuk pertumbuhan, inflasi, pengangguran, perkiraan waktu perubahan suku bunga fed fund, dan tingkat suku bunga fed fund yang diharapkan dalam waktu dekat.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH


(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Tahan Suku Bunga, Bursa Asia Kompak Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular