RI Diserbu Asing, Siap-siap Rupiah Bakal Terus Menguat

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
21 March 2024 11:55
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil rapat Dewan Gubernur bulan Maret 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil rapat Dewan Gubernur bulan Maret 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah diproyeksi cenderung menguat. Seiring dengan derasnya aliran modal asing (inflow) sejak awal tahun dan prospek ekonomi Indonesia yang terus membaik.

Mengacu kepada JISDOR, dolar Amerika Serikat (AS) bertengger di level Rp15.727 atau masih lebih rendah dibandingkan posisi akhir tahun 2023.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan aliran masuk modal asing, khususnya investasi portofolio, terus berlanjut sehingga secara kumulatif sejak awal tahun hingga 18 Maret 2024 masih mencatat net inflows sebesar US$ 1,4 miliar.

"Meskipun sempat terjadi outflows pada bulan Maret 2024 dipicu masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (20/3/2024)

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2024 tetap tinggi sebesar US$ 144,0 miliar. Perry mengatakan NPI 2024 diprakirakan tetap baik dan mencatatkan surplus dengan transaksi berjalan dalam kisaran defisit rendah sebesar 0,1% sampai dengan 0,9% dari PDB.

Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan melanjutkan surplus didukung oleh aliran masuk modal asing yang dipengaruhi persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.

Nilai tukar Rupiah melemah sebesar 2,02% dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan Ringgit Malaysia, Won Korea, dan Baht Thailand yang masing-masing melemah sebesar 3,02%, 3,87%, dan 5,39%.

"Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan stabil dengan kecenderungan menguat, didorong oleh kembali masuknya aliran modal asing sejalan dengan tetap terjaganya persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia," tegas Perry.

BI tetap dengan kebijakan stabilisasi dan penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI juga mendukung prospek penguatan nilai tukar Rupiah tersebut. BI juga memperkuat koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Kembali Keok, Dolar Sentuh Rp16.355

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular