
BI Pastikan Dampak Suku Bunga Jepang ke Rupiah Nihil

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menilai pengaruh kenaikan suku bunga bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) menjadi 0%-0,1%, dari sebelumnya -0,1%, tidak memberikan dampak apapun terhadap pasar di Tanah Air. Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Destry Damayanti dalam paparan Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (20/3/2024).
Bahkan, pengaruhnya terhadap nilai tukar rupiah terhadap yen, tidak ada. Destry mengungkapkan tren kenaikan dolar AS justru lebih dominan setelah Jepang menaikkan suku bunga. AS pun melonggarkan kebijakan dengan melepas limit untuk yield limit.
"Dampaknya kami lihat yen-nya malah melemah," ujar Perry, Kamis (20/3/2024).
"Jadi terkait dengan Jepang kami masih belum lihat dampaknya signifikan ke rupiah," katanya.
Awal minggu ini (19/3/2024), BOJ memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya, setelah di tahan di level ultra rendahnya selama delapan tahun terakhir dan menjadi kenaikan pertama sejak 17 tahun terakhir.
Kendati naik, tetapi jika dilihat suku bunga Jepang tetap berada di kisaran nol karena pemulihan ekonomi yang rapuh memaksa bank sentral untuk memperlambat kenaikan biaya pinjaman lebih lanjut.
Pergeseran ini membuat BoJ menjadi bank sentral terakhir yang keluar dari suku bunga negatif dan mengakhiri era di mana para pengambil kebijakan di seluruh dunia berupaya menopang pertumbuhan melalui uang murah dan alat moneter yang tidak konvensional.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Yen Anjlok ke Level Terendah dalam 34 Tahun Terakhir