Market Commentary

IHSG Sumringah, 5 Saham Ini Ikut Terbang! Ada Punya Haji Isam Lagi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Selasa, 19/03/2024 12:53 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berhasil menguat pada perdagangan sesi I Selasa (19/3/2024), setelah pada perdagangan kemarin cenderung bergerak volatil.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG menguat 0,57% ke posisi 7.344,126.Meski menguat, tetapi IHSG masih bertahan di level psikologis 7.300.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,1 triliun dengan melibatkan 9,9 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 706.919 kali.


Di tengah IHSG yang berhasil menguat pada sesi I hari ini, ada beberapa saham yang penguatannya cukup kencang. Berikut daftar sahamnya.

EmitenKode SahamHarga Saham TerakhirPerubahan
Pelat Timah NusantaraNIKL61518,27%
Ace OldfieldsKUAS5911,32%
Ulima NitraUNIQ36410,30%
Jhonlin Agro RayaJARR4749,22%
Sinergi Inti Andalan PrimaINET609,09%

Sumber: RTI

Saham emiten produsentinplateyakni PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa menjadi saham yang paling kencang penguatannya pada sesi I hari ini, yakni mencapai 18,27% ke posisi Rp 615/saham.

Saham NIKL sempat disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat pekan lalu, kemudian kembali dibuka suspensinya per sesi I hari ini. Adapun salah satu penopang kenaikan saham NIKL yakni masih terkait kenaikan harga nikel dunia.

IHSG berhasil menguat di tengah sikap investor yang menanti keputusan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI).

The Fed akan mengumumkan kebijakan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Konsensus saat ini menilai bahwa The Fed akan kembali menahan suku bunganya di level 5,25-5,5% karena data ekonomi AS yang tercatat masih cukup panas.

Selain itu, pelaku pasar juga menunggu data suku bunga yang akan dirilis BI pada Rabu pekan ini.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga/institusi memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,00%.

Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Jika BI rate benar-benar kembali ditahan di level 6%, maka ini menjadi kali kelima BI menahan di level tersebut setelah terakhir kali menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75% ke level 6%.

Sebelum The Fed dan BI, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) telah mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbarunya pada hari ini, di mana bank sentral Negeri Sakura tersebut resmi menaikkan suku bunga acuannya ke kisaran 0%-0,1%, dari sebelumnya di -0,1%.

Menurut Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan kenaikan suku bunga di Jepang kemungkinan berdampak kecil ke pasar keuangan Indonesia.

Namun diharapkan, kenaikan suku bunga acuan dapat berdampak positif ke Indonesia, karena Jepang merupakan pasar ekspor terbesar ketiga setelah China dan Amerika Serikat dengan nilai US$ 20,79 miliar.

Selain itu, Jepang juga menjadi investor asing terbesar ke empat di Indonesia setelah Singapura, China, dan Hong Kong, sehingga dengan naiknya suku bunga acuan Jepang, diharapkan investasi Jepang ke Indonesia makin meningkat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat