Market Commentary

Saham BRIS Rebound ke Rp 2.700, Setelah 3 Hari Beruntun Koreksi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
19 March 2024 10:07
BSI
Foto: dok BSI

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan syariah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI terpantau berhasil melesat kembali pada perdagangan sesi I Selasa (19/3/2024), setelah selama tiga hari beruntun terkoreksi.

Per pukul 09:46 WIB, saham BRIS melonjak 2,27% ke posisi Rp 2.700/unit. Saham BRIS sempat melonjak 3,41%, sebelum penguatannya sedikit terpangkas. Pada hari ini BRIS bergerak di rentang harga Rp 2.650 - Rp 2.730 per unit.

Meski berhasil rebound setelah tiga hari terkoreksi, tetapi BRIS masih belum berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masanya. Adapun BRIS sempat menyentuh rekor tertinggi sementaranya di Rp 2.950/unit saat perdagangan intraday Kamis pekan lalu. Namun pada akhir perdagangan Kamis lalu, penguatan BRIS cenderung terpangkas dan berakhir di posisi Rp 2.850/unit.

Saham BRIS sudah ditransaksikan sebanyak 3.641 kali dengan volume sebesar 17,53 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 47,36 miliar.

Dari kapitalisasi pasarnya saat ini sudah mencapai Rp 124,55 triliun, di mana posisi BRIS saat ini sudah berada di urutan ke-12 besar.

Dari order book-nya, pada order bid atau beli, harga Rp 2.600/unit menjadi yang paling banyak antrean belinya pada awal sesi I hari ini, yakni mencapai 9.448 lot atau sekitar Rp 2,4 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, posisi harga Rp 2.750/unit menjadi yang paling banyak antrean jualnya pada awal sesi I hari ini, yakni sebanyak 16.587 lot atau sekitar Rp 4,6 miliar.

Pergerakan saham BRIS juga merefleksikan prospek positif pertumbuhan kinerja keuangan, prospek pasar perbankan syariah di Indonesia yang masih under penetrated, serta perbankan Indonesia yang masih tumbuh sehat dan sustain.

BRIS membukukan laba bersih sebesar Rp 5,7 triliun sepanjang 2023, tumbuh 33,82% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kontributor utama penopang kinerja positif BSI sepanjang tahun 2023 di antaranya adalah pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan dana murah yang tumbuh dua digit, respon strategi yang tepat serta model bisnis yang fleksibel dan terdigitalisasi.

BRIS berkomitmen senantiasa melakukan optimalisasi literasi inklusi keuangan syariah di seluruh sektor potensial. Business model yang fleksibel dan terkoneksi dengan digital juga memberikan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan kinerja.

Dengan business model yang fleksibel dan terdigitalisasi, BRIS mampu mengakses masyarakat di semua segmen, baik masyarakat individu atau ritel, pelaku UMKM, maupun korporat.

Oleh karena itu, hadirnya BRIS menjadi Beyond Sharia Banking menjadi hal utama. Di mana perseroan menawarkan produk serta jasa bank yang lebih variatif dengan skema keuangan yang tidak dimiliki oleh bank syariah lainnya.

Dari sisi aset, BRIS mencatatkan kenaikan aset hingga Desember 2023 sebesar 15,67% menjadi Rp 354 triliun. Dengan posisi finansial tersebut, BSI masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

Kenaikan aset didorong dari laju pembiayaan yang disalurkan dan dana pihak ketiga (DPK). Sepanjang 2023, BSI mencatat jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp240,32 triliun atau tumbuh 15,70% secara tahunan (yoy), dengan kualitas pembiayaan (NPF) gross membaik pada posisi 2,08%.

Komposisi pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh segmen konsumer (54,32%), wholesale (28,09%) dan retail (17,58%).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geser UNTR, BRIS Masuk Daftar 20 Emiten Paling Berharga di Bursa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular