
Bursa Asia Loyo Jelang Pengumuman Suku Bunga Jepang dan Australia

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik cenderung melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (19/3/2024), jelang keputusan kebijakan suku bunga Bank of Japan (BoJ) dan Reserve Bank of Australia (RBA) yang akan dirilis hari ini.
Beberapa indeks di bursa Asia-Pasifik terpantau di zona merah pada awal perdagangan, kecuali indeks ASX 200 Australia yang dibuka di zona hijau jelang Reserve Bank of Australia (RBA) menentukan kebijakan suku bunganya.
Indeks Shanghai Composite China terpantau melemah pada pagi hari ini, yakni turun 0,23%. Begitu pula indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,32%.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun paling tajam atau 1,37%, Straits Times Singapura turun tipis atau 0,17%, dan KOSPI Korea Selatan turun 0,64%.
Kontras, ASX 200 Australia naik tipis 0,09%.
Sebagai informasi, Bank of Japan (BoJ) akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari ini Selasa (19/3/2024), bersamaan dengan Reserve Bank of Australia (RBA). Bank-bank sentral menjadi sorotan pada minggu ini, yang juga akan mencakup keputusan The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) dan Bank of England (BoE).
BoJ adalah satu-satunya bank sentral yang mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar. Suku bunga di Jepang tetap stabil di -0,1% sejak tahun 2016. Para pengambil kebijakan mengklaim kenaikan upah yang lambat dan keraguan terhadap inflasi yang sehat dan berkelanjutan memerlukan kehati-hatian yang berkelanjutan. Untuk menjaga suku bunga tetap tertekan, BoJ juga memperkenalkan Kontrol Kurva Hasil (YCC) pada bulan September 2016, karena inflasi masih berada di bawah target.
Keputusan suku bunga BoJ diperkirakan akan berbeda pada periode ini. Sebagian besar bank sentral besar mulai mengubah kebijakan moneter mereka pada pertengahan tahun 2022 ketika inflasi melonjak ke level tertinggi dalam beberapa dekade setelah pandemi virus corona.
Suku bunga didorong ke tingkat tertinggi, dan tekanan harga mulai berkurang, meskipun masih di atas target. Dan sekali lagi, bank sentral mengubah arah. Pelaku pasar memperkirakan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, meskipun dengan kecepatan yang lebih hati-hati dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Keputusan BoJ untuk mempertahankan suku bunga sebagian besar terkait dengan rendahnya upah. Namun, berita pada akhir pekan kemarin menunjukkan bahwa kelompok serikat pekerja terbesar di Jepang, Konfederasi Serikat Buruh Jepang atau Rengo, mengumumkan kenaikan upah tahunan sebesar 5,28%, kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga puluh tahun.
Gubernur BoJ Kazuo Ueda mengatakan dalam beberapa minggu terakhir bahwa berakhirnya suku bunga negatif akan bergantung pada negosiasi para pembuat kebijakan, dan pengumuman terbaru ini memicu spekulasi bahwa BoJ pada akhirnya akan mempertahankan suku bunga negatif.
Sementara itu, inflasi inti di Jepang turun selama tiga bulan berturut-turut di bulan Januari ke level terendah dalam hampir dua tahun. Indeks Harga Konsumen (CPI) inti, yang tidak termasuk makanan segar, naik lebih lambat sebesar 2%, sesuai dengan target bank sentral. Pada saat yang sama, CPI Tokyo naik 2,6% (YOY) dari 1,8% di bulan Januari, sedangkan CPI inti naik 2,5%, sesuai dengan ekspektasi. Angka-angka tersebut dapat memicu kekhawatiran mengenai penundaan lagi dari BoJ, meskipun inflasi di Jepang diperkirakan akan meningkat pada bulan Februari seiring dengan memudarnya dampak subsidi bahan bakar pemerintah. Jepang akan melaporkan IHK bulan Februari pada Jumat (22/3/2024), dan IHK tahunan inti diperkirakan sebesar 2,8%.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Menguat, Nikkei Pimpin dengan Kenaikan 0,76%
